Lasagna - mento Italy
Monday, January 30, 2012
Sunday, January 29, 2012
Aku dan Hujan
From: Suhardono
Di masa kecil, ibuku selalu memayungiku dengan selendang jika hujan datang di tengah pematang. Menutup telingaku jika kilat menyambar agar aku tak gemetar akan gelegar guruh yang menyertainya. Betapa aku kelihatan lemah dari hujan dalam dekapan perlindungan ibuku.
Di masa remaja hujan adalah permainanku. Jika hujan tiba ketika daku sedang bermain bola maka rinai tawa gembira makin menjelma. Ketika kilat dan guntur saling menyambar, serentak kami tiarap dalam kuyub mencari perlindungan dari ketinggian rumput. Aku tahu itu sia-sia.....namun kami tetap melakukannya. Lalu kami tertawa. Hujan membuatku nampak perkasa!
Ketika usia makin menua, sedikit hujan yang hinggap di kepala sudah cukup membuatku cuti kerja. Hujan yang sama membuatku begitu ringkih.
Aku dan hujan saling mensiasati mencari harmoni.
Saturday, January 28, 2012
Thursday, January 26, 2012
Wednesday, January 25, 2012
Sunday, January 22, 2012
Perempuan, Mengapa Ikut Korupsi?
Perempuan, Mengapa Ikut Korupsi?
Last Update : 2011-12-19 12:04:06
Sebentar lagi, bangsa Indonesia akan memperingati Hari Ibu yang jatuh setiap tanggal 22 Desember. Hari Ibu sejatinya adalah peringatan akan kebangkitan kaum perempuan Indonesia untuk ikut berperan dalam perjuangan bangsa dan memajukan bangsa di berbagai lini kehidupan.
Penetapan tanggal 22 Desember sebagai perayaan Hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938, yang diperkuat dengan Dekrit Presiden--pada masa Presiden Soekarno--nomor 316 tahun 1959.
Awalnya, misi peringatan Hari Ibu lebih pada untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini, yang tercermin dari semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama membangun bangsa ini.
Kaum perempuan itu terinspirasi dari tokoh-tokoh pejuang perempuan dalam membebaskan bangsa ini dari kungkungan penjajah bangsa lain, sebut saja Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain. Mereka adalah kaum perempuan sekaligus para ibu yang berjasa mengabdikan dirinya dalam perjuangan bangsa.
Seiring berjalannya waktu dan kehidupan yang makin modern. Posisi kaum perempuan di negeri ini makin kuat, dan mereka bebas berkiprah dalam berbagai aktivitas dan profesi. Tapi belakangan ini, sejarah perjuangan kaum perempuan dan prestasi yang sudah begitu banyak diraih kaum perempuan di negeri ini, seolah tercoreng dengan kelakukan segelintir kaum perempuan yang karena ambisinya jadi menghalalkan segala cara.
Pemberitaan media massa sejak akhir pekan kemarin diramaikan dengan berita seputar Nunun Nurbaeti, buronan kasus korupsi yang akhirnya tertangkap di Thailand dan dibawa pulang ke Indonesia untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Pelarian Nunun selama 8 bulan berujung di Rutan Pondok Bambu. Pengusaha yang juga istri mantan wakalpolri itu tersandung kasus dugaan suap cek pelawat untuk meloloskan Miranda Gultom dalam proses pemilihan Deputi Gubernur Bank Indonesia tahun 2004. Bersama Nunun, ikut tersangkut 30 orang anggota Dewan Perwakilan Rakyat dalam kasus tersebut.
Tertangkapnya Nunun, menambah daftar panjang perempuan yang tersandung kasus korupsi di Indonesia. Selain Nunun, ada nama Artalyta Suryani, Malinda Dee, Mindo Rosalina Manulang, dan beberapa nama lainnya yang beritanya sempat menghiasi media cetak dan elektronik karena terlibat kasus suap
Data Police Watch menyebutkan, Tahun 2008, dari 22 koruptor yang ditangkap, dua diantaranya perempuan. Tahun 2011, jumlahnya meningkat, ada tujuh perempuan yang ditangkap karena kasus korupsi. Para perempuan ini, menurut Police Watch memainkan peranan kunci dalam praktik mafia hukum dan menjadi operator untuk mengamankan koruptor dari jeratan hukum.
Kita tidak perlu mengulas kasus korupsinya, tapi mengamati makin banyak kaum perempuan yang terlibat kasus-kasus korupsi, pernahkah terlintas rasa prihatin dan gundah di hati kita? Di luar angka yang diungkap lembaga swadaya masyarakat itu, mungkin jumlah kaum perempuan yang terlibat korupsi lebih banyak lagi. Karena yang namanya korupsi tidak harus melibatkan sejumlah dana fantastis seperti kasus-kasus besar yang menjadi pemberitaan media massa.
Tanpa bermaksud memukul rata terhadap semua perempuan, kita pun bertanya inikah gambaran kaum perempuan modern zaman sekarang? Di saat sebagian kaum perempuan masih berjuang keras untuk memperjuangkan hak-haknya, di sisi lain kaum perempuan sudah banyak yang menikmati kesetaraan gender dan menduduki jabatan strategis, tapi mengapa ada perempuan yang mudah tergoda untuk melakukan praktik-praktik korupsi?
Perempuan dengan berbagai atribut yang disandangnya, sebagai ibu rumah tangga, sebagai pendamping suami, sebagai pendidik anak-anak di rumah, atau sebagai apapun profesinya, seharusnya justru bisa berperan sebagai ujung tombak perang melawan korupsi yang sudah mengurat akar di negara ini.
Kaum perempuan selayaknya mampu memberi teladan dan menjadi sosok yang dibanggakan bukan cuma oleh keluarganya, tapi juga lingkungan serta bangsa dan negaranya dalam lingkup yang luas. Namun godaan "lain" atau "desakan keadaan" nampaknya lebih kuat sehingga ada kaum perempuan yang secara suka rela atau mungkin terpaksa melakukan korupsi. Apapun alasannya, sulit membenarkan tindakan semacam itu.
Sebuah hasil penelitian tentang Perempuan dan Korupsi yang dilakukan Bank Dunia tahun 1999 menyebutkan, hasrat untuk menerima suap atau melakukan korupsi di kalangan kaum perempuan ternyata lebih rendah dibandingkan dengan kaum laki-laki. Atas dasar penelitian itu, Bank Dunia merekomendasikan agar semua negara memberikan peluang yang lebih besar bagi kaum perempuan untuk duduk sebagai anggota parlemen, karena keberadaan mereka berpotensi besar untuk menurukan tingkat korupsi. Perempuan diyakini bisa mengendalikan laki-laki agar tidak gelap mata dan salah langkah melakukan tindak korupsi.
Tapi sepertinya teori itu tidak terbukti. Faktanya, melihat kasus di Indonesia, makin banyak kaum perempuan yang tersandung kasus korupsi. Sungguh ironis, mengingat kaum perempuan adalah "ibu" bangsa. Bukankah ada kata bijak yang mengatakan, dari ibu-ibu yang baik--yang notabene dari kaum perempuan--akan lahir anak-anak yang baik dan akan terciptalah bangsa yang baik pula.
Lantas bagaimana nasib bangsa ini, jika kaum perempuannya, jika para ibunya mudah tergoda untuk melakukan korupsi, yang sama artinya menggunakan uang haram untuk keluarganya. Kita semua tahu, apapun yang masuk ke tubuh kita, jika mengandung hal-hal yang haram, tidak akan membawa keberkahan.
Di tengah godaan dan gaya hidup hedonis seperti sekarang ini, kaum perempuan, terutama yang berada di lingkungan yang rawan terjadinya suap dan korupsi, harus mampu melindungi dirinya sendiri. Karena pada dasarnya, hanya kekuatan hati dan iman yang mampu membentengi diri seseorang dari godaan korupsi yang dari sisi materi kadang menggiurkan.
Semoga tak bertambah lagi kaum perempuan di negeri ini yang harus jadi bulan-bulanan polisi dan media massa karena tersangkut masalah korupsi. Tidak perlu lagi ada perempuan yang sampai harus meninggalkan suami dan anak-anaknya hanya demi menghindari jeratan hukum. Jadilah perempuan yang ikut melawan korupsi, dan bukan yang menjadi bagian dari korupsi. (kw)
--
"integrity, professionalism, synergy, service excellence, perfection....."
--
Saturday, January 21, 2012
Friday, January 20, 2012
Codhot ra doyan rambutan?
From: "endah martiningrum"
Rambutanku tidak selebat biasanya....uwoh gur sesisih, sing kena cahaya matahari pagi...hiks!
Tetep disyukuri dan juga berbagi...indahnya....alhamdulillah...
--
Mas dar
From: "titik haryati"
sama mas Dar.....................
wani mothol - mothol wedang uwuh di stop...../th'73
Lintas Angkatan
Mbak Yani '76 (Ipare Mas MES), Gus Wahid '84, Mbak Titiek '73 dan Mas Nur '79.
Kung Bud PW malah ra kefoto jhe...
--
tetap bersaudara selamanya
hiburan sore
From: "Titik
Langam jowo wis suwe ora krungu.....mbasan ndelokke le main kok apik tenan ngalahke lagu saki iki..../th'73
Nembang lir - ilir.........,
Yen Ing tawang Ono lintang, ............
--
Thursday, January 19, 2012
Wednesday, January 18, 2012
Tuesday, January 17, 2012
Kupat tahu bakwan porsi tukang macul di samping terminal magelang
Enak tenan. Bakwannya banyak. Bumbunya sedep. Wareg. Wareg.
---
Sent by WhatsApp
Sent from Samsung Mobile
Monday, January 16, 2012
Reuni karo bos Tetet
From: <anishariri@gmail.com>
Ra sengojo reunian karo mas Tetet (Adhi Cahyono) 89.
Jebul sesama neolib :))
--
Anakku
NASIHAT LUQMANUL HAKIM.
Satu-satunya manusia yg bukan nabi, bukan rasul, tetapi kisahnya diabadikan dlm Al-Quran adalah Luqmanul hakim. Mengapa? Karena hidupnya penuh dg hikmah.
Suatu hari, ia pernah menasehati anaknya tentang hidup :
"Anakku, jika makanan telah memenuhi perutmu, akan matilah pikiran & kebijaksanaanmu. Semua anggota badanmu akan malas utk melakukan ibadah & hilang pulalah ketulusan dan kebersihan hati. Padahal, hanya dg hati bersih manusia bisa menikmati lezatnya berdzikir."
"Anakku, ikutlah engkau pd orang2 yg sedang menggotong jenazah, jangan kau ikut orang2 yg hendak pergi ke pesta pernikahan. Karena jenazah akan mengingatkan engkau pd kehidupan yg akan datang. Sedangkan pesta pernikahan akan membangkitkan nafsu duniamu."
"Anakku, aku sudah pernah memikul batu-batu besar, aku jg sdh mengangkat besi-besi berat. Namun tdk pernah kurasakan sesuatu yg lebih berat drpd tangan yg buruk perangainya."
"Anakku, aku sdh merasakan semua benda yg pahit, tapi tdk pernah kurasakan yg lebih pahit drpd kemiskinan dan kehinaan."
"Anakku, aku sudah mengalami penderitaan dan bermacam kesusahan. Namun aku blm pernah merasakan penderitaan yg lebih susah drpd menanggung hutang."
"Anakku, sepanjang hidupku aku berpegang pada delapan wasiat para Nabi. Kalimat itu adalah :
1. Jika kau beribadah kpd Allahn jagalah pikiranmu baik-baik.
2. Jika kau berada di rumah orang lain, jagalah pandanganmu.
3. Jika kau berada di tengah2 majlis, jagalah lidahmu.
4. Jika kau hadir dlm jamuan makan, jagalah perangaimu.
5. Ingatlah Allah selalu.
6. Ingatlah maut yg akan menjemputmu.
7. Lupakan budi baik yg kau kerjakan kpd orang lain.
8. Lupakan semua kesalahan orang lain terhadapmu.
Sent from Samsung Mobile
Sunday, January 15, 2012
Wedang kacang kapuran
Jajanan (Resoles) yang tersedia di Warung
Wedang Kacang Kapuran Semarang. Masih
banyak macamnya Arem2, Lumpia, Bakmi,
Mihun, Tahu, Tempe, Siomai, pokoknya
menggugah salero.....
Sent from Samsung Mobile
ITB jas-e warnane opo Nis?
Soetrisno Bachir Geram Ditipu
Mahasiswa Pengamen
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Ulah para
oknum mahasiswa yang kerap mengamen
di sejumlah jalan raya di Kota Bandung,
mendapat sorotan dari Ketua Umum
Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam
Indonesia (KB PII), Soetrisno Bachir.
"Orang-orang seperti ini berbahaya
dijadikan pemimpin bangsa di masa
depan!" tegas Soetrisno, Sabtu (14/1).
Kepada wartawan, Soetrisno menceritakan
sedikit temuannya di Kota Kembang pada
Jumat (13/1) malam. Waktu itu, dia sedang
dalam perjalanan menuju suatu kawasan
di daerah Dago Bandung.
Ketika warna merah lampu lalu lintas
menyala di salah satu perempatan jalan di
Dago, sejumlah anak muda mendatangi
mobilnya. Mereka bernyanyi sambil
menyodorkan kotak agar diisi rupiah oleh
Soetrisno.
"Awalnya saya pikir mereka mengamen
untuk bhakti sosial atau untuk kegiatan
kampus. Soalnya, waktu itu mereka
mengenakan jas almamater berwarna
merah," tutur Soetrisno. Karenanya, dia
pun memasukkan sejumlah uang ke dalam
kotak tersebut.
Rupanya, para 'pengamen intelektual' itu
telah berhasil menipu Soetrisno. Hal
tersebut disadarinya saat bersantap di
food hall salah satu mal di Dago. Di tempat
itu, Soetrisno kembali bertemu para
mahasiswa yang tadi diberinya uang. Dia
menyaksikan para pengamen itu tengah
asyik menikmati hidangan. Padahal, kata
dia, makanan di sana relatif mahal untuk
ukuran mahasiswa. Soetrisno bahkan juga
melihat para mahasiswa itu menghisap
sisya (rokok ala Arab dengan tembakau
beragam rasa).
"Saya ingat betul dengan para pengamen
itu. Ternyata mereka menggunakan jas
almamaternya untuk meminta-minta.
Ingin rasanya saya menempeleng mereka."
ujar Mantan Ketua Umum DPP Partai
Amanat Nasional tersebut sengit. Soetrisno
layak geram. Karena menurut dia, hal
tersebut sama saja dengan mendidik
masyarakat untuk mengemis.
Berdasarkan pantauan, pengamen berjas
almamater sering terlihat di Jl Juanda ke
arah Bandung Indah Plaza. Selain itu,
pemandangan serupa juga sempat terlihat
di Jl Taman Sari dekat di dekat fly over
Pasupati. Menurut salah seorang warga,
Jeje (45), fenomena ini sudah berlangsung
cukup lama. "Itu memang kerjaan mereka.
Apalagi kalau malam Minggu," kata Jeje.
Saat dimintai konfirmasi, Wakil Walikota
Bandung, Ayi Vivananda, berjanji akan
melakukan penertiban dan berkoordinasi
dengan rektorat perguruan tinggi yang
bersangkutan. "Jika memang ditemukan
ada yang menggunakan jas almamater
untuk mengamen," ujarnya.
Ayi berpendapat, jas alamamter
merupakan simbol kebanggaan perguruan
tinggi. Oleh karenanya, atribut itu
seharusnya dipergunakan dalam kegiatan
tertentu saja. Bukan untuk mengamen di
jalan. "Apalagi jika dilakukan secara
bergerombol, sehingga akan mengganggu
kenyamana pengguna jalan." Kata Ayi.
Red: Chairul Akhmad
Rep: Ahmad Islamy Jamil
adi wisaksono
Ademmm ....
From: <syauqiyahya@gmail.com>
Adem adem ngene ya ngopi...nyamikane ya roti tah la yaaa....masak telo...masak tempe gembus...koyo sing niko.....hmm..raa siuuuud....tak u uuuk ...kq qq q /
Friday, January 13, 2012
Thursday, January 12, 2012
Swimbait 6cm warna red head dan putih silver
adi wisaksono
From: "Adi Wisaksono" <superhampala@gmail.com>
Date: Nov 20, 2011 5:31 PM
Subject: Swimbait 6cm warna red head dan putih silver
To: "nggladiool@googlegroups.com" <nggladiool@googlegroups.com>
---
Sent by WhatsApp
Sent from Samsung Mobile