Friday, February 10, 2012

Ayat Qouliyah dan Ayat Kauniyah

From: Mz DioN

Mempelajari dan mengenali  hukum-hukum Allah itu, termasuk hukum alam
(ayat kauniah)  diharapkan akan bisa mempertebal keimanan kita kepada
Allah SWT dan juga akan mendatangkan kemaslahatan bagi kehidupan
manusia.

Ayat Qouliyah dan Ayat Kauniyah


Suatu malam Rasulullah SAW meminta izin kepada istrinya, Aisyah, untuk
shalat malam. Dalam shalatnya, beliau menangis. Air matanya mengalir
deras. Beliau terus beribadah hingga sahabat Bilal mengumandangkan
azan Subuh. Beliau masih menangis saat Bilal datang menemuinya.
"Mengapa Tuan menangis?" tanya Bilal. "Bukankah Allah telah mengampuni
dosa-dosa Tuan baik yang lalu maupun yang akan datang?"

Nabi menjawab, "Bagaimana aku tidak menangis, telah diturunkan
kepadaku malam tadi ayat ini, 'Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang ada tanda-tanda bagi
orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah dalam
keadaan berdiri atau duduk atau berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata: Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka'." (Ali 'Imran: 190-191).

Alam semesta, menunjuk kepada dua ayat di atas, adalah ayat, yaitu
tanda atau rambu bagi sujud dan kuasa Allah. Sebagai ayat, alam
semesta ini harus dibaca dan dipelajari hingga menimbulkan iman dan
kekaguman (khasy-yah) yang makin besar kepada al-Khaliq. Nabi pernah
memberikan arahan agar manusia tidak memikirkan Zat Allah, tetapi
cukup merenungkan alam ciptaan-Nya. Kata beliau, "Pikirkanlah ciptaan
Allah, dan jangan memikirkan Zat Allah."

Jadi, ayat-ayat Allah itu ada dua macam. Pertama, ayat-ayat berupa
Kitab Suci (qauliyah). Kedua, ayat-ayat berupa alam semesta sebagai
ciptaan Allah (kauniyah). Menurut filsuf Muslim, Ibn Rusyd, alam
semesta justru merupakan ayat-ayat Allah yang pertama. Dikatakan
demikian, karena sebelum Allah SWT menurunkan Kitab Taurat, Injil, dan
Alquran, Allah telah menciptakan alam jagat raya ini. Karena alam
adalah ayat, maka sebagaimana sepotong firman adalah ayat, maka
sejengkal alam juga ayat.

Sebagai ayat, alam ini selalu bergerak memenuhi tujuan penciptaan.
Karena itu, penelitian terhadap alam diduga kuat dapat mengantar
manusia menemukan dan meyakini wujud Allah dan kuasa-Nya. Sebagai
ayat, alam ini juga mengandung hukum-hukum Allah yang dalam
terminologi Alquran dinamakan takdir dan sunatullah.

Takdir merupakan hukum-hukum Allah yang diberlakukan pada alam fisik
(makrokosmos), sedangkan sunatullah merupakan hukum-hukum Allah untuk
alam sosial (mikrokosmos). Sebagai hukum-hukum Allah, keduanya, takdir
maupun sunatullah, mengandung kepastian dan determinasi. Manusia,
karenanya, tidak mungkin dan tidak dapat melawannya.

Manusia, tidak bisa tidak, harus meneliti dan mempelajari alam dan
fenomena alam agar mengenali hukum-hukum Allah yang terkandung di
dalamnya. Pengenalan terhadap hukum-hukum Allah itu, dengan
sendirinya, akan mendatangkan kemudahan dan kemaslahatan bagi
kehidupan manusia di muka bumi. Alam semesta dengan begitu benar-benar
menjadi rahmat dan nikmat, bukan menjadi laknat dan petaka bagi umat
manusia. Wallahu a'lam.

http://gentaquran.com

--

No comments:

Post a Comment