Saturday, June 23, 2012

Dari “Leader” ke “Cracker”: Bekal-Penting Memasuki Zona Baru Industri



From: hernowo hasim

Dari "Leader" ke "Cracker": Bekal-Penting Memasuki Zona Baru Industri

Oleh Hernowo

 

Hasnul Suhaimi

 

Alhamdulillah, saya mendapatkan satu lagi buku "bergizi". Sabtu dan Minggu kemarin, saya menghabiskan waktu saya untuk menikmati pikiran-pikiran Rhenald Kasali dan timnya dalam Cracking Zone—sebuah buku yang memberi gambaran tentang "zona baru" yang harus kita masuki baik kita sudah siap maupun belum siap.

 

Salah sati ciri yang sangat menonjol dari zona baru itu adalah mulai bergesernya peran seorang "leader" menuju "cracker". "Berbeda dengan 'leader' yang mengubah haluan perusahaan, 'cracker' mengubah wajah industri," tulis Rhenald di halaman 11.

 

Lebih jauh, Rhenald menulis, "Saya ingin menegaskan bahwa seorang 'cracker' adalah bintang di abad ke-21. Jurus-jurus yang dikuasainya berada setingkat atau dua tingkat di atas 'leader'. Dialah orang yang Anda butuhkan untuk melakukan cracking zone dan membentuk landscape baru." (h. 279)

 

Lantas, sudah adakah contoh-contoh konkret seorang "cracker"? Di Indonesia, berpijak pada riset yang dilakukannya, Hasnul Suhaimi—salah satu CEO telekomunikasi Indonesia—merupakan contoh CEO yang dapat disebut seorang "cracker". Sebelumnya ada Sosrodjojo (Teh Botol) dan Tirto Utomo (Aqua)—yang mengubah wajah industri minuman.

 

Hasnul berhasil mengubah wajah industri telekomunikasi lewat prinsip freemium-nya: Tarif supermurah, volume besar, frekuensi tinggi, namun layanan produknya harus premium. Dalam bukunya, Craking Zone, Rhenald kemudian menunjukkan contoh-contoh menarik tentang melesatnya industri telekomunikasi di tangan seorang "cracker" bernama Hasnul Suhaimi.

 

"'Crackers' lahir atau muncul dalam suasana transformatif yang menimbulkan banyak perubahan," tulis Rhenald. "Namun, karena jeli melihat peluang dari retakan—ini istilah sangat menarik yang diperkenalkan Rhenald (dulu 'retakan' ini disebut 'niche'[H])—mereka pun menciptakan retakan-retakan baru.

 

"Mereka memecahkan kode-kode baru, membentuk bingkai peluang (windows of opportunity) yang mereka batasi sendiri waktunya dalam durasi yang pendek agar peluang itu tidak tercecer ke tangan para pesaingnya.

 

"Oleh karena itu, cara yang mereka tempuh terasa mengentak dan sulit diterima oleh mereka yang tidak mampu membaca tanda-tanda cracking zone."

 

Sudah siapkah Anda menjadi "cracker" di tempat organisasi Anda berada?[]

--

No comments:

Post a Comment