From: Bambang Udoyono
Bismillahirrohmaanirrohiim
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. QS. Adz-Dzariat [51] : 56.
Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. QS. Al-Anbiya [21] : 16.
Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. QS. Al-Hijr [15] : 85.
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Alloh) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Alloh), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Alloh). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. QS. Al-A'raf [7] : 179.
Maka sembahlah Alloh dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai (nya). QS. Al-Mu'min [40] : 14.
Mereka itu adalah orang-orang yang bertobat, yang beribadah, yang memuji (Alloh), yang melawat, yang rukuk, yang sujud, yang menyuruh berbuat makruf dan mencegah berbuat mungkar dan yang memelihara hukum-hukum Alloh. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu. QS. At-Taubah [9] : 112
Sedih ... sakit ... rasanya ! Melihat ulah sebagian manusia Yogyakarta, belum genap sebulan kita diberi peringatan Alloh Subhanahu Wa Ta'ala, dengan meletusnya gunung teraktif di indonesia yaitu gunung merapi, di mana tidak sedikit korban yang berjatuhan, harta benda yang hangus oleh dahsyatnya merapi, yang semua musibah ini ada yang mengaturnya yaitu Alloh Subhanahu Wa Ta'ala, dan musibah ini mungkin adalah teguran dari-Nya, untuk kita, semua itu terjadi karena dosa dosa kita.
Tapi...... saudaraku, apa yang kalian lakukan ?
Bertaubatkah ?!
Mohon ampunkah ?!
Tidak ...
Tapi justru sebaliknya kalian kembali menantang kuasa-Nya.
***
Paguyuban Kebatinan Tri Tunggal (PKTT) Yogyakarta menggelar ritual tolak bala pada Senin (8/11/2010) malam, Ritual tersebut dimaksudkan agar warga Yogyakarta dan sekitarnya terhidar dari mara bahaya akibat letusan Merapi.
Ritual yang dipusatkan di sekitar kawasan Tugu ini diawali dengan mengarak kerbau bule. Mengambil start di SMPN 6 Terban Yogyakarta, iringan-iringan puluhan anggota PKTT menyusuri Jl Sudirman, sebelum akhirnya memulai berbagai acara ritual di Perempatan Jl Sudirman-Mangkubumi-AM Sangaji.
Acara dimulai dengan tari Bedoyo yang dipentaskan dengan elok oleh sembilan penari. Alunan gamelan serta semerbak harum dupa membuat semua yang ada di tempat tersebut larut dalam suasana.
Puncak acara diisi dengan pemotongan seekor Kerbau Bule dan sembilan ayam jago Jurik Kuning sebagai sesaji. Selain itu ada juga getuk lindri dengan bentuk boneka manusia yang berjumlah 99.
Sombo, Anggota PKTT menuturkan, sesaji merupakan simbol manusia dan alam sekitarnya. "Ritual ini diharapkan dapat terjadi harmonisasi antara manusia dan alam," katanya.
Kepala kerbau dan sembilan jago Jurik Kuning, rencananya akan dibawa ke lereng Merapi untuk ditanam di sana malam ini juga. "Daging badannya akan dibagikan pada warga," kata Wahadi, anggota lain dari Seyegan. (Dikutip dari kompas.com)
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala... QS. Al-Maidah [5] : 3.
Inikah taubat ?!
Sadarlah saudaraku !
Bukti Itu adalah Kesyirikan
Coba kita perhatikan firman Alloh Subhanahu Wa Ta'ala Ta'ala,
Katakanlah, 'Sesungguhnya sholatku, sembelihanku (kurbanku), hidupku dan matiku hanyalah untuk Alloh, Rabb (Tuhan) semesta alam, tiada sekutu baginya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Alloh). (QS. Al-An'aam [6] : 162-163).
Dalam ayat lain, Alloh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman kepada Nabi-Nya shallallohu 'alaihi wa sallam,
Maka, dirikanlah sholat karena Rabb-mu (Alloh Subhanahu wa Ta'ala) dan berkurbanlah. (QS. al-Kautsar [108] : 2).
Kedua ayat ini menunjukkan agungnya keutamaan ibadah sholat dan berkurban, karena melakukan dua ibadah ini merupakan bukti kecintaan kepada Alloh Subhanahu Wa Ta'ala dan pemurnian agama bagi-Nya semata-mata, serta pendekatan diri kepada-Nya dengan hati, lisan dan anggota badan, juga dengan menyembelih kurban yang merupakan pengorbanan harta yang dicintai jiwa kepada Dzat yang lebih dicintainya, yaitu Alloh Subhanahu Wa Ta'ala.
Oleh karena itu, mempersembahkan ibadah ini kepada selain Alloh Subhanahu Wa Ta'ala (baik itu jin, makhluk halus ataupun manusia) dengan tujuan untuk mengagungkan dan mendekatkan diri kepadanya, yang dikenal dengan istilah tumbal atau sesajen, adalah perbuatan dosa yang sangat besar, bahkan merupakan perbuatan syirik besar yang bisa menyebabkan pelakunya keluar dari agama Islam (menjadi kafir).
Dalam sebuah hadits shahih, dari Ali bin Abi Thalib radhialloh 'anhu, bahwa Rasulullah shallallohu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Alloh Subhanahu Wa Ta'ala melaknat orang yang menyembelih (berkurban) untuk selain-Nya." (HR. Muslim no. 1978)
Hadits ini menunjukkan ancaman besar bagi orang yang menyembelih (berkurban) untuk selain-Nya, dengan laknat Alloh Subhanahu wa Ta'ala yaitu dijauhkan dari rahmat-Nya, karena perbuatan ini termasuk dosa yang sangat besar, bahkan termasuk perbuatan syirik kepada Alloh Subhanahu Wa Ta'ala, sehingga pelakunya pantas untuk mendapatkan laknat Alloh Subhanahu Wa Ta'ala dan dijauhkan dari rahmat-Nya.
Syirik adalah dosa besar yang dapat menimbulkan murkaNya. Jadi bukan keselamatan, keamanan yang akan diperoleh. Tapi sebaliknya. Orang yang mentauhidkan Alloh Subhanahu Wa Ta'ala dengan hanya memohon dan beribadah kepada Alloh Subhanahu Wa Ta'ala semata, merekalah yang mendapatkan keselamatan.
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka dengan kezaliman
(yaitu syirik) maka mereka itulah orang-orang yang akan mendapatkan keamanan dan mereka itulah orang-orang yang diberikan hidayah. (QS. Al-An'aam [6] : 82)
Tak takutkah kita dengan murka-Nya yang lebih besar ?
Wahai saudaraku ... sadarlah...!!
Bukan dengan sesaji kita akan selamat
Bukan dengan maksiat
Tapi kita berharap Alloh Subhanahu Wa Ta'ala menyelamatkan kita dengan bertaubat pada-Nya
Menjalankan perintah-Nya
Menjauhi larangan-Nya
Takutlah pada syirik karena begitu bahaya dosa tersebut sebagaimana firman-Nya,
Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Alloh, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisa [4] : 48)
Wahai....saudaraku ... Solusinya adalah Taubat
'Ali bin Abi Tholib –radhiyalloh 'anhu- mengatakan,
Tidaklah musibah tersebut turun melainkan karena dosa. Oleh karena itu, tidaklah bisa musibah tersebut hilang melainkan dengan taubat. (Al Jawabul Kaafi, hal. 87)
Perkataan 'Ali –radhiyalloh 'anhu- di sini selaras dengan firman Alloh Subhanahu Wa Ta'ala Ta'ala,
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Alloh memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. Asy Syuraa [42] : 30)
Jangan semakin membuat Alloh Subhanahu Wa Ta'ala murka dengan kesyirikan yang kita perbuat, hujan abu tidak akan usai jika malah Alloh Subhanahu Wa Ta'ala dibalas dengan disekutukan dengan selain-Nya.
Sadarlah wahai saudaraku, walau Alloh Subhanahu Wa Ta'ala murka pada kita, tapi Alloh Subhanahu Wa Ta'ala tetap menunjukan sipat kasih sayangNya pada kita, Allah Subhanahu Wa Ta'ala menyebarkan pupuk untuk menyuburkan bumi, dan pasir yang konon menurut para ahli pasir bahan pembuat kaca, dan juga masih banyak manfaat lain untuk generasi pengganti kita kelak.
Katakanlah: Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi ? Katakanlah: Kepunyaan Alloh. Dia telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang... QS.Al-An'am [6] : 12.
Semoga uraian singkat ini bisa menjadi jalan hidayah-Nya untuk kita semua, untuk kembali menata Yogyakarta dengan bertaubat bukan dengan maksiat atau kesyirikan.
Aamiin.
Ditulis saat menemani anak-anak tidur siang, Panggang, Gunung Kidul, 9 November 2010
Penulis: Ummu Rumaysho, dilengkapi oleh Abu Rumaysho
(rumaysho.com)
http://www.suaramedia.com/artikel/kumpulan-artikel/32346-selamatkan-jogja-dengan-taubat-bukan-tumbal.html
Disempurnakan dan disadur ulang ketika memanfaatkan waktu libur untuk berkunjung dan silaturahim serta melihat juga turut merasakan penderitaan saudara saudara kita para pengungsi letusan gunu