Sunday, December 27, 2009

Empat Cara Menghitung Waktu

Empat Cara Menghitung Waktu


Oleh : Tedi Rahardjo


Sebentar lagi tahun 2009 akan lewat.
Tahun 2009 akan hilang, lenyap bersama waktu.

Dulu, saat tahun 2008 hampir berakhir, kita pikir tahun 2009 adalah
Tahun yg Baru...
Tapi sekarang, tahun 2009 (yg dulu pernah jadi thn baru itu) telah
menjadi tahun yg lama...

Yang namanya waktu itu benar2 rajin,
dia tidak pernah berhenti barang sedetik pun.
Semua orang diseret oleh waktu, suka atau tidak suka.

Gadis yg cantik jelita suatu hari akan menjadi nenek-nenek yg ompong dan
bawel yg encoknya sering kambuh.
Pria yg ganteng dan gagah, suatu hari akan menjadi engkong-engkong yg
ngompol dan stroke yg sakit jantung.

Apakah hidup hanya seperti itu ?

Kerja..kerja..kerja.. lalu tua dan mati ?

Tidak juga, kalo dilihat lebih teliti...
Ada orang yg hidupnya singkat tapi sangat bermakna, ada orang yg
hidupnya sangat panjang tapi sia-sia.

Nah, kalau anda ingin agar hidup tidak sia-sia, ini saya kasi bocoran
sedikit...
Anda harus tahu bagaimana cara menghitung waktu dengan benar !!


Ada 4 cara menghitung waktu.


1. Cara Penjumlahan

Kalau hari ini kita berumur 17 tahun,
maka tahun depan umur kita akan bertambah 1 tahun menjadi 18 tahun.
Ini adalah cara menghitung umur yg paling sederhana, paling sesuai bagi
anak kecil.
(kalau anda masih menghitung umur dengan cara ini, anda masih anak-anak)


2. Cara Pengurangan

Setelah semakin sering kita ber-ulang tahun, akhirnya kita sadar bahwa
setiap kali kita ulang tahun, sebenarnya umur kita bukannya bertambah,
tapi Berkurang !

Setiap kali ulang tahun maka sisa umur kita semakin sedikit, kita
semakin dekat pada akhir hayat.

Orang yg sudah menyadari bahwa sisa hidupnya makin hari makin sedikit
adalah orang yg sudah Dewasa.


3. Cara PerKalian

Setelah sadar bahwa umur kita terus berkurang, maka kita harus tahu cara
menghitung waktu yg KeTiga yaitu bagaimana caranya melipatgandakan waktu
yg kita miliki.

Misalnya saat kena macet dijalan, kita membaca buku (bisa dong kalo
punya supir). Ini adalah contoh bagaimana kita melipatgandakan waktu.

Prinsipnya adalah :
dalam waktu yg sama, kita memperoleh lebih banyak.

Contoh lain adalah :
McDonald membuka cabang diseluruh dunia.
Saat pemiliknya sedang tidur pun, masih ada cabangnya dibagian belahan
dunia lain yg sedang menghasilkan uang.

Coba kalau McDonald hanya punya satu cabang, berapa waktu yg dibutuhkan
untuk mengumpulkan uang sebanyak yg dimilikinya sekarang ?
Mungkin butuh ribuan tahun...

Cara KeTiga ini adalah cara yg dipakai oleh orang-orang yg paling pandai
diseluruh dunia.
Mereka memikirkan bagaimana agar dalam hidup yg singkat bisa melakukan
produktifitas yg lebih besar, bisa memperoleh sebanyak mungkin.

Kalau kita berhasil memahami cara menghitung waktu Yg KeTiga maka kita
adalah orang Pandai !
Tapi kita belum bisa dikatakan sebagai orang yg Bijaksana bila belum
mengerti cara menghitung waktu yg KeEmpat.


4. Cara PemBagian

Setelah berhasil melipatgandakan waktu yg kita miliki dan mendapat
begitu banyak hal dalam hidup kita, maka yg harus kita lakukan kemudian
adalah : Membagikannya.

Kalau kita mendapat banyak ilmu, sebarkan semua sebelum kita mati, kalau
kita mendapat banyak harta, bagikan semua sebelum ajal menjemput.

Seorang filsuf berkata, "orang yg mati dalam keadaan kaya adalah orang
yg paling bodoh"

Maksudnya, uang itu buat apa ? kan gak bisa dibawa mati bukan ?
Memang sudah menjadi tugas kita untuk membagikan semua berkat yg pernah
kita peroleh kepada orang lain.

Dengan memahami cara menghitung waktu yg KeEmpat maka hidup kita menjadi
bermakna.
Maka kita tak akan menyesal kapanpun kita harus mati.


Resume

4 Cara Menghitung Waktu

1. Cara Penjumlahan (caranya anak Kecil)
2. Cara Pengurangan (cara orang Dewasa)
3. Cara Perkalian (cara orang Pandai)
4. Cara Pembagian (cara orang Bijaksana)

-----------------------------------------------

Sedikit tambahan dari Tedi Rahardjo…

sampai sekarang saya masih terus memikirkan cara yg ketiga,
gimana supaya hidup lebih produktif.
Supaya waktu kita yg terbatas ini bisa dipakai untuk mendapat lebih banyak.

Salah satu yg paling efektif adalah banyak baca.
Maka kita bisa menyerap hasil pemikiran orang lain yg sudah menghabiskan
waktu bertahun2.

Contohnya, misalnya kita mau bikin sabun,
kalau kita harus meneliti sendiri mungkin butuh bertahun2 untuk bisa
menemukan resep sabun.
Tapi kalau kita ke gramedia beli buku tentang pembuatan sabun, cukup
lima menit waktu yg kita butuhkan untuk mendapatkan rahasianya.

Maka 5 menit waktu yg kita pakai untuk membaca, setara dengan waktu
bertahun2 yg dihabiskan oerang lain.

Kenapa ada orang tua yg umur 60 sudah pikun, kerjanya cuma minum kopi
sore2 sambil baca koran.
Tapi ada orang tua-orang tua lain yg memimpin negara dan memimpin
perusahaan besar ?

Bedanya jauh sekali karena dimulai sejak saat masih muda.

Kalau kita tidak pernah berhenti membaca, bayangkan saat kita usia 60,
sudah berapa banyak hasil pemikiran orang lain yg berhasil kita serap ?
(ditambah hasil pemikiran kita sendiri tentunya)

Tapi sayangnya kebanyakan orang tidak mau belajar lagi setelah lulus
kuliah, makanya besok jadi kakek pikun.

Kemarin saya nonton liputan rumah bung Hatta di tv, ternyata koleksi
bukunya mencapai 10.000 !
Wajar kalau dia punya kualitas yg berbeda dari orang kebanyakan.

------------------------------

Tambahan dari Narpati

Kebiasaanku membaca hal-hal berat berawal dari baca Kompas dan Tempo dan
itu aku baca di rumah tetangga. Sampai akhirnya orangtuaku berlangganan
dua itu (sampai Tempo dibredel di pertengahan 90-an), biar aku gak
diajari macam-macam ama tetangga.

Dulu juga karena aku gak punya duit jajan buat ditabung, akhirnya kalau
ke rumah tetangga seringkali cuma buat numpang baca buku tetangga. Dari
komik milik temanku, sampai buku-buku ensiklopedia milik orang tua temanku.

Coba lain kali kalau baca koran, jangan cuma baca beritanya tetapi juga
opininya (setiap koran pasti ada). Berbeda dengan berita yang biasanya
sekedar melaporkan berita, opini biasanya berisi yaaa... opini *gubrak.
Analisis terhadap sebuah masalah. Kadang-kadang pengetahuan si penulis
dicurahkan di situ. Itung2 kuliah gratis (kalau korannya minjam).

Membaca tidak ada gunanya bila tidak melakukan dua hal:
1. dibagi pengetahuan yang didapat kepada orang lain
2. menerapkannya

kalau cukup cerdas, tambahkan
3. mengkritiknya untuk lebih maju dari si pengarang buku.

------------------------------
Tambahan lainnya

4. menulis kembali/menyimpulkan/menganalisa hasil bacaan

--------------------------------
Menyebarkannya, salah satu ciri orang bijak...

No comments:

Post a Comment