Monday, April 30, 2012
Cinta sampai mati
Cinta sampai mati
De Telegraaf
8 Februari 2011
Seorang pria Jerman (29 tahun) dari kota Koln amat mencintai istrinya. Ketika pernikahan mereka berusia 10 tahun, sang suami ingin merayakannya dengan cara unik. Ia memasang spanduk dengan teks bernada cinta di sebuah jembatan penyeberangan jalan. Malang, ketika asik memasang spanduk, sang pria terjatuh dan digilas 2 mobil beruntun yang meluncur di jalan aspal di bawahnya. Kontan sang pria meninggal di tempat.
----------------------------------------
--
Sunday, April 29, 2012
Ini saatnya Aku unjuk gigi…!!!
From: A.Syauqi Yahya
Yoen Aulina Casym
Lihat Profil Kirim Pesan
Dokter, Magister Administrasi Rumah Sakit lulusan FKM UI, saat ini bekerja di RS Hermina Grand Wisata, menyukai dunia kepenulisan karena hobby. "aku bukan penulis, aku hanya seorang yang suka menyusun kata ke dalam baris"
Ini saatnya Aku unjuk gigi…!!!
OPINI
Yoen Aulina Casym
04 December 2010 | 19:36
Ada berbagai alasan yang menyebabkan orang untuk tidak mau tampil ke depan, bisa karena rasa malu, atau karena tidak memiliki keberanian, padahal reputasinya pantas mendapat jempol yang diacungkan.
Dan ada juga bermacam alasan yang membuat orang bersikap layaknya seorang pengamat, berdiri di suatu tempat , diam tak mau berucap.
Ada pula orang yang selalu menahan diri untuk tidak mau unjuk gigi karena alasan yang cuma dia sendiri yang mengerti.
Terus terang itulah yang pernah ku alami, tak berani unjuk gigi oleh karena sebab yang akan kuceritakan nanti.
Karena gak berani unjuk gigi, maka aku jadi gak pede ngakak, atau tertawa terbahak-bahak, padahal di dalam rongga dada tawa itu rasanya sudah ingin meledak-meledak karena rangsang yang kuterima melalui panca indera telah diteruskan ke dalam rongga kepala dan otak telah mengirimkan sinyal supaya aku merespons sebagaimana mestinya, tapi yang terjadi tidak begitu, pada saat yang bersamaan rasa malu juga mengirim impuls yang segera diterjemahkan dan ternyata perintahnya lebih dominan sehingga sinyal yang disampaikan panca indera tidak dibaca sempurna dan akibatnya, mulut tidak pernah lebar terbuka untuk mengeluarkan suara tawa yang membahana HAHAHA, dia seperti menerima perintah untuk mempertemukan bibir atas dengan bibir bawah sambil menarik kedua sudut bibir yang terbentuk kearah atas membentuk sebuah senyum, seperti ada permen yang sedang dikulum.
Tak berani unjuk gigi ternyata mengganggu eksistensiku, karena aku ternyata adalah orang yang senang mendengar cerita lucu yang akan kujawab dengan suara tawa hahaha yang seru, senang saja membuat segala sesuatu jadi meriah begitu. Tapi oleh karena suatu peristiwa, aku jadi berubah adanya, seperti trauma kalau harus tertawa, padahal masalahnya sepele aja.
Suatu hari, musibah terjadi karena suatu yang sifatnya kecelakaan, bukan disengaja dan yang menjadi korban adalah salah satu gigi depan. Begitu hebatnya benturan itu, sampai mampu mematahkan gigiku walaupun tidak patah sempurna karena dia masih bertengger pada tempatnya. Karena rasa sakit yang sangat, maka aku segera pergi berobat, ke dokter gigi tentunya, setelah di foto ternyata kesimpulannya gigi tidak bisa diselamatkan.
Oalah… aku akan segera menjadi ompong, walau sementara sifatnya, sampai gigi palsu jadi menggantikan fungsi yang asli. Itulah alasan yang sempat membuatku jadi pendiam, tapi syukurnya, situasi yang demikian tidak berlangsung lama, aku gak harus terlalu lama bungkam.
Sekarang aku punya gigi baru dan mulai berani unjuk gigi lagi, udah lengkap siiiihhh….
:)
http://hiburan.kompasiana.com/humor/2010/12/04/ini-saatnya-aku-unjuk-gigi/-12
--
Arvan Pradiansyah: Belajar dari Nenek Yang Menangis Tiap Hari
From: Bambang Udoyono
[Feature Profil]
Arvan Pradiansyah: Belajar dari Nenek Yang Menangis Tiap Hari
---Wayan Diananto
Awal pekan Januari 2011 di Purwakarta, di sebuah kelas intensif dengan peserta dua puluh orang. Seorang pembicara mengetengahkan topik rasa syukur. Dalam sebuah jeda, seorang peserta kelas berbicara tentang pahitnya kehilangan.
"Selama ini saya bermasalah dengan ayah. Sudah bertahun-tahun tidak menemuinya. Hari itu saya ingin menemuinya. Saya merasa ada sesuatu yang keliru dan harus segera diperbaiki. Pada saat niat itu muncul, saya menuju ke kediamannya. Saya memang bertemu ayah, tapi matanya terpejam. Dan tidak pernah bisa terbuka lagi. Saya menyesal. Saya tidak tahu seberapa besar nilai seorang ayah dalam kehidupan sampai kehilangan selamanya. Nyatanya, saya tidak pernah mensyukuri keberadaan ayah," ujar si peserta. Rasa sesal menggores begitu dalam.
Nenek yang Menangis Tiap Hari
Begitulah hidup. Manusia bercengkerama dengan dua hal bertentangan. Sedih dan bahagia. Menurut sang pembicara kelas itu, bahagia sebenarnya soal bagaimana sudut pandang kita memandang hidup. Perkenalkan, nama pembicara ulung itu ialah Arvan Pradiansyah. "Bahagia berhubungan dengan cara kita melihat dunia," ujar Arvan di Sarinah Jakarta, Rabu (26/1).
Selanjutnya, Arvan menyampaikan ilustrasi menyentuh. Kisah seorang nenek dan dua anaknya. Setiap hari nenek itu menangis. Tetangga yang melihat nenek itu menangis jadi bertanya-tanya, seberat apakah beban yang disandang wanita renta ini?
"Nek, kenapa sih tiap hari menangis?" tetangga bertanya.
"Saya punya dua anak. Yang lelaki pekerjaannya jualan es. Yang perempuan jualan payung. Kalau musim cerah begini, saya menangisi anak perempuan karena dagangannya enggak laku. Kalau musim hujan, saya menangis memikirkan anak saya laki-laki. Es buatannya sepi pembeli," keluhnya.
"Nek, begini saja deh. Gimana kalau cara berpikirnya di balik. Siang nanti, kalau matahari terik, pikirkan anak Nenek yang jualan es. Pasti Nenek senang karena dagangannya laris manis. Kalau siang nanti ternyata hujan deras, pikirkan saja anak nenek yang jualan payung. Pasti hidup Nenek bahagia," si tetangga sodorkan solusi.
Ya, sebetulnya kebahagiaan itu bisa didapat bukan dengan mengubah apa yang ada di sekitar kita. Semua dimulai dengan mengubah sudut pandang kita. Yang patut dipahami, masalah hidup tidak akan pernah habis. Satu masalah rampung, masalah lain menyongsong. Sejatinya, masalah adalah salah satu ciri kehidupan. Yang namanya hidup, suka atau tidak suka, pasti ada masalah. Pasti.
Growing Up dan Growing Old
"Kita patut bersyukur saat masalah melanda, berarti kita masih hidup. Hanya, pastikan masalah yang menimpa kita berbeda. Jangan sampai dari tahun ke tahun masalahnya sama. Itu-itu melulu," Arvan menyambung obrolan. Jika menghadapi masalah yang sama terus, kita tidak akan bertumbuh. Misalnya begini, masalah Anda tahun lalu ialah putus cinta.
Merasakan putus cinta jauh lebih bagus ketimbang tak pernah putus cinta sama sekali. Artinya, pernah ada seseorang yang begitu mencintai Anda. Problemnya, tahun depan jangan sampai terjebak masalah yang sama, dengan orang yang sama. Tahun depan, bisa jadi masalah Anda bukan lagi putus cinta dengan si A. Melainkan deg-degan karena mempersiapkan pernikahan dengan si B. Atau, masih putus cinta sih tapi bukan lagi dengan si A, melainkan si C. Jangan terpaku dan terlarut dengan masalah yang sama, menahun.
"Ketika seseorang menghadapi masalah berbeda dari waktu ke waktu, itu disebut pengalaman. Itulah proses growing up, yang mendewasakan. Ketika Anda berlama-lama dengan satu masalah yang sama, itu disebut penglamaan. Itulah growing old, penuaan. Menjadi tua belum tentu menjadi dewasa," ulas penulis buku Life Is Beautiful. Menyelesaikan satu masalah bukanlah perkara mudah. Diperlukan upaya keras, bahkan mungkin menahun. Saat tahun berganti, bisa jadi masalah yang belum selesai itu dijalin dengan problem berikutnya.
Menanti Delapan Tahun
Arvan membagikan sebuah pengalaman untuk kita. Semasa kecil, alumnus Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia ini gemar pelajaran mengarang. Dengan menuliskan isi otaknya yang penuh ide, bisa dituang, lalu dibagi ke calon pembaca. Beranjak dewasa, Arvan memberanikan diri menulis ke beberapa surat kabar dan majalah nasional.
"Tulisan saya dikembalikan. Alasannya, terlalu panjang. Lalu saya mencoba menulis efektif. Itu pun dikembalikan. Alasan redaksi, terlalu pendek. Seketika itu, semangat menulis anjlok. Beberapa tahun kemudian, saya mencoba lagi dan masih ditolak. Saya ngambek. Buat apa menulis lagi lha wong berkali-kali ditolak?" pikir Arvan kala itu. Ia mulai menulis pada 1990. Akhirnya, artikel Arvan terbit di sebuah majalah pada 1998. Bayangkan, delapan tahun ditolak.
"Saya berpikir, kalau berhenti mencoba, kita tidak pernah tahu apa yang terjadi selanjutnya. Akhirnya, saya coba lagi. Di situlah tunas harapan bertumbuh. Untuk kali pertama dalam hidup, tulisan saya dimuat di majalah ekonomi. Bangganya bukan main. Saya membawa majalah itu ke mana-mana. Sampai bertemu mertua pun, majalah itu saya bawa," kenangnya.
Seandainya Arvan menyerah pada tahun kelima, keberhasilan tidak akan pernah dijemputnya. Keberhasilan datang kepada mereka yang terus dan terus berusaha. Kita tidak akan pernah mencapai apa yang kita inginkan, jika berhenti berusaha. Ketika kita berhenti berusaha, Tuhan juga akan berhenti bekerja bersama, menyokong kita. Itulah prinsip hidup Arvan.
Tulisan di kolom majalah di pengujung pemerintahan Presiden Soeharto itu membentangkan karpet merah. Dari tangan dan penanya, tergores puluhan ribu kata. Ribuan kalimat. Dan diabadikan dalam banyak artikel serta buku. Buku pertama yang dirilis, You Are A Leader. Menyusul kemudian, Life is Beautiful, Cherish Every Moment, The 7 Laws of Happines, dan You Are Not Alone.
Arvan juga dikenal sebagai kolumnis di dua media ternama, majalah SWA dan Bisnis Indonesia. Dia memberi pelatihan untuk puluhan bank, perusahaan minyak, asuransi, dan berbagai perusahaan lain. Suaranya menggema dalam talk show Smart Happiness, disiarkan sebuah jaringan radio ke dua puluh lima kota besar di penjuru Nusantara. Memasuki Februari 2011, Arvan akan mengisi rubrik konsultasi bertema "Life is Beautiful" di tabloid Bintang Indonesia.
Jika Anda memiliki masalah hidup, Anda bisa berbagi dengan Arvan. Layangkan surat maupun email Anda ke alamat pos redaksi atau email Bintang Indonesia. "Ketika Anda berbagi problem, dan saya berbagi alternatif pemecahan. Anda belajar dari saya, dan saya belajar dari masalah Anda. Saling belajar, itu salah satu hal termanis dalam hidup. Ibadah yang menyenangkan," pungkas Arvan.[]
Profil ini awalnya dipublikasi tabloid Bintang Indonesia edisi 1028/tahun XX/minggu kelima Januari 2011.
Untuk konsultasi dengan dengan Arvan Pradiansyah, kontak email:
redaksi[at]bintang.co.id, tabloidbintangindonesia[at]gmail.com
Situs terkait:
http://www.bintang.co.id
http://www.ilm.co.id
Selamat makan siang....
From: <ertsanto@yahoo.com>
Trancam ditangan kiriku,
Pecel ditangan kananku,
.........Sluurrrrppp.........
Saturday, April 28, 2012
singkong thailand
From: ertsanto@yahoo.com
Syeh ,lunas ya utangku ngirim skrisyut singkong thailand,yg ini harga
Rp.4500,- ada santan kentalnya tdk kelihatan,ditaburi wijen biar
kretes2 gurih-manis- legit.
Ketika Sang Ustad Gelisah
From: A.Syauqi Yahya
Ketika Sang Ustad Gelisah
OPINI | 16 February 2011 | 07:05 22 0 Nihil
________________________________
"…Al-Qur'an itu "bungkus" dari pesan ke-Ilahi-an, dimana kalau pesan itu sudah dicerap, dipahami dan diamalkan dalam keseharian kita, maka bungkusnya bisa "dibuang"……". Kalimat ini bukan kutipan dari catatan Ahmad Wahib yang sedang gelisah, tetapi merupakan "pernyataan" seorang ustad dari pesantren salaf yang sedang merindukan cara "beragama" baru, yakni cara mencintai Tuhan dengan tanpa birokrasi. Sebut saja Ustad Nakho'i yang memang sedang gelisah, ia gelisah melihat agama yang justru menjauhkan hati dan perilaku ummat dari Tuhannya. Tuhan begitu sulit 'ditemui", bahkan rasanya mustahil untuk diajak "berdialog". Namun hal ini bukan karena kehendak-Nya, tetapi karena "birokrasi" agama yang bewujud aturan-aturan yang sengaja diciptakan oleh para "penjaga" agama untuk membentengi Tuhan dari ciptaannya sendiri. Agama telah mengalienasi/mengasingkan penganut dari upaya pemahaman akan Penciptanya yang maha lembut dan penu kasih sayang.
"Birokrasi" agama yang semestinya menjadi alat, kini telah dijadikan tujuan (Tuhan) oleh sebagian besar penganut agama. Akibatnya manusia berlomba-lomba bergumul dengan simbol-simbol untuk mengejar "sorga" dan lari menghindar dari neraka. Dan Semuanya menjadi serba berwarna hitam-putih, salah-benar, murtad-beriman, serta haram-halal. Karl Marx-pun diharamkan karena dianggap tidak mempercayai agama dan Tuhan, dan tak jarang Negarapun dengan mengatasnamakan agama ikut mengatur mana yang sesat dan mana yang tidak sesat. Maka di manakah posisi agama? Benarkah ia mewakili Tuhan? Atau Jangan-jangan ia mewakili kekuasaan?
Siapa yang bisa menyangkal sejarah "bahwa diturunkannya agama oleh Tuhan adalah sebagai awal dari proses sekularisasi"? Siapa yang bisa menyangkal kehadiran Nabi dengan sunnahnya telah menjadi penerus kedua dari proses sekulrasisasi tersebut? Masihkah perlu kita memperdebatkan sekularisasi itu saat ini? Kita telah menggunakan hand phone, internet, facebook, twetters, listrik, motor, pesawat terbang dan beragam hasil teknologi canggih lainnya, yang saya yakin kita tidak pernah mempertanyakan agama yang mengkreasikan teknologi tersebut. Mengapa ummat enggan mempertanyakan hal itu?
Pada posisi inilah ummat tidak lagi berani (tidak boleh) bertanya. Sebab kata sang penjaga agama "…pertanyaan tersebut akan melahirkan pelanggaran aqidah, karena bisa meragukan keyakinan terhadap eksistensi Tuhan…" Tetapi benarkan Tuhan tak bisa diragukan? Sebab manusia bisa yakin karena ada keraguan. Tanpa keraguan tidak mungkin ada keyakinan. Bukankah Ibrahim berhasil "menemukan" Tuhan setelah berkali-kali ia meragukannya? Tuhan menciptakan akal buat manusia, agar bisa berpikir, bukan sekedar tunduk pada –penafsiran sepihak- terhadap teks-teks "suci" yang ada. Kalau ada pertanyaan siapakan mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna, tentu semua akan menjawab manusia. Karena akal manusialah yang menjadikan sebuah kitab itu suci atau tidak, Al-Qur'an bagi ummat Islam adalah kitab suci, tetapi tidak bagi ummat Hindu, Injil adalah kitab suci bagi ummat Kristen tetapi tidak bagi ummat Budha dan seterusnya. Tuhan menganugerahi manusia dengan akal bukan untuk dijadikan alat untuk menyalahkan orang lain karena "ketidaksucian" keyakinannya. Tetapi Tuhan hanya meminta manusia untuk mendekatkan diri pada-Nya agar bisa menerjemahkan Cinta-Nya sebagai spirit kehidupan mereka. Tuhan juga tak ingin dibela dengan segala anugrah yang telah ia berikan pada manusia, Dia hanya ingin kita menjadi wakil-Nya dalam menebarkan kasih dan sayang dalam samudra kehidupan yang beragam di dunia ini.
Namun terkadang munculnya kesadaran itu sangat menyakitkan dan mengejutkan. Tetapi bukan berarti hal itu salah. Sebab kita memang sudah terbiasa dibuai dan dimanjakan oleh kemapanan. Begitu munucl kegelisahan, maka bergetarlah sendi-sendi kemapanan, muncullah kekhawatiran akan adanya perubahan. Maka jadilah teks suci sebagai benteng terakhir melawan perubahan yang sudah menjadi sunnahtullah. Tiba-tiba teks menjadi lebih suci dari hakekat maknanya. Maka muncullah kegelisahan dari seorang ustad yang ingin menemukan hakekat keber-agama-annya. Ini adalah gejala yang wajar bagi mereka yang tersadar bahwa dirinya telah jauh dari Tuhannya. Karena itulah Tuhan harus dilepaskan dari segala bentuk "penjara " protololer agama agar bisa ditemukan kembali oleh para pemuja-Nya. Diakui atau tidak perlawanan (di bawah sadar) atas setiap kemapanan itu selalu hadir dalam benak setiap manusia.
"Jangan remehkan perlawanan di bawah sadar", itulah salah satu pelajaran yang bisa dipetik dalam cerita film "American Beauty". Hidup manusia yang absurd sangat jelas keabsurdanya ketika ia mencoba menembus mindset (perspektif berpikir) yang dominan dalam masyarakatnya. Jarang memang orang yang menilai kehidupan dengan penuh keganjilan, apalagi menyadari bahwa kehidupan itu memang benar-benar sebuah keganjilan. Karena itu pula Albert Einstein pernah mengatakan bahwa pikiran yang tidak bernuansa absurd, tidak akan punya masa depan. ( tulisan ini telah diperbaharui dari versi terdahulu yang pernah dimuat di majalah SANTRI edisi juni 2000 (sudah tidak terbit lagi sejak 2002), dengan judul ustad Nakho'i)
http://sosbud.kompasiana.com/2011/02/16/ketika-sang-ustad-gelisah/
--
Tiga Tipe Orang Dalam Berhubungan Dengan Orang Lain
Tiga Tipe Orang Dalam Berhubungan Dengan Orang Lain
Oleh Guguh Unggul Satriadi
1. Tipe orang yang memberi energi,
Orang semacam ini selalu menyegarkan kelelahan, memberikan stimulan dengan semangat dan gagasan-gagasan baru. Tidak mudah tersinggung dan selalu berusaha melakukan lebih daripada yang diharapkan. Tipikal orang seperti ini tidak mudah terpengaruh oleh orang lain dan lingkungan yang mungkin memprovokasinya dan bukan orang yang senang menjilat. Mereka adalah orang – orang yang kuat berpendirian teguh, pola pikir yang matang, berani mengambil resiko dengan segala kemungkinan yang terukur dan mampu memilah dengan benar mana hal – hal yang negatif dan mana hal – hal yang positif. Orang ini memiliki kelembutan jiwa yang benuh belas kasih, kepedulian dan keikhlasan.
Mereka tidak berusaha menjatuhkan lawan mereka melalui perdebatan terbuka atau argumentasi yang kasar, menjelekan- jelekkan orang lain, mengadu domba dan bermuka dua. Orang ini boleh saja memiliki argumentasi yang berbeda dengan orang lain, namun selalu menghormati perbedaan sebagai sebuah kekayaan ide untuk menemukan hal-hal yang lebih baik dan positif.
2. Tipe orang yang membantu mempertahankan energi,
Orang ini selalu memberikan sesuatu dengan apa adanya pada waktu dibutuhkan, orang ini selalu berkontribusi sesuai dengan apa yang mereka terima, orang seperti ini akan melakukan apa yang diminta dengan sepenuh hati. Mereka bukan saja menghendaki umpan balik tapi juga mau dipimpin dengan baik. Mereka paham betul akan tugasnya adalah melaksanakan peranannya dalam sebuah tim. Orang ini membantu dalam melaksanakan tugas dan peranan orang lain, orang ini adalah rekan kerja yang menyenangkan dan sahabat sejati, dia akan menemani baik suka maupun duka. Orang seperti ini akan selalu sabar dan tekun dalam menjalani proses organisasi maupun proses kehidupannya.
3. Tipe orang yang menghabiskan energi,
Apabila melihat orang ini datang ataupun lewat dihadapan Anda tanpa sadar Anda akan berkata " Wah Si Biang Kerok Lewat! ". Mungkin Anda tidak tahu masalah apa yang akan ditimbulkan, tapi Anda sangat yakin bahwa akan terjadi sebuah masalah, mengapa? karena memang selalu demikian jika orang ini ada dalam tim kita. Mereka membuat lelah secara emosional, mereka selalu membawa masalah dan tidak pernah ada penyelesaian dan jalan keluar. Jika tidak ada masalah, mereka menciptakannya.
Orang seperti ini mudah dikenali, orang seperti ini akan menyerang Anda secara frontal, melindas orang lain, mematikan semangat kelompok dan membuat lingkungan menjadi tidak nyaman. Mereka tidak ingin melihat sebuah perubahan sedikitpun jika tidak menguntungkan untuk mereka. Orang seperti ini akan selalu menghambat dan mempersulit proses kerja.
Siapakah ANDA? Mari membangun tim dengan spirit yang baru dan segar.. Sampai jumpa dalam artikel yang berbeda..
--
Stres? Yuk Berpelukan!
Stres? Yuk Berpelukan!
Bagi orang Indonesia, berpelukan masih termasuk hal yang tabu untuk dilakukan, kecuali bagi pasangan suami istri. Pelukan bisa diartikan sebagai dukungan dan dapat menjadi sumber kekuatan di saat kita menghadapi masalah. Pelukan juga dapat diartikan sebagi ajakan untuk berdamai.
Berbagai riset menyebutkan, berpelukan bisa menyembuhkan masalah fisik dan emosional, bahkan bisa mengatasi stres dan depresi. Seperti sebuah riset yang digagas Dr Harold Voth, senior psikater dari Kansas, Amerika Serikat, menyebutkan berpelukan mampu mengusir depresi, mentune-up sistem kekebalan tubuh, tidur lebih nyenyak, dan awet muda.
Bahkan ada sebuah lembaga yang khusus mengkoordinir 'pelukan gratis' (Free Hug) di jalanan bagi mereka yang membutuhkan. Meski di beberapa negara kampanye Free Hug ini terganjal regulasi pemerintah, seperti di Cina, yang menganggap pelukan sebagai tradisi asing. Bahkan pemerintah Cina, Oktober 2006 lalu membubarkan aksi pelukan di pusat kota bisnis Xi'an, dan melarang kampanye pelukan di jalanan.
Bagaimana berpelukan bisa memberikan efek yang demikian hebat?
Ketika berpelukan, tubuh melepaskan oxytocin, hormon yang berhubungan dengan perasaan cinta dan kedamaian yang bekerja menekan hormon penyebab timbulnya stress (hormon cortisol dan hormon norepinephrine). Sehingga akhirnya, tentu saja bisa memberikan kontribusi untuk kesehatan jantung dan pikiran.
Dalam kehidupan nyata, hormon oxytocin ini akan tercipta dalam sebuah hubungan sehat yang tidak sering diwarnai pertengkaran ataupun kekerasan. Seperti kita ketahui, tidak semua orang memiliki hubungan yang membahagiakan, karena itu kualitas sebuah hubungan bisa menjadi tolak ukur kesehatan seseorang. Dari hasil penelitian menunjukkan, perempuan yang tidak bahagia dalam hubungan asmara atau pun dalam pernikahan, memiliki kecendrungan lebih tinggi untuk terkena serangan jantung.
Mengapa perempuan? Karena ternyata oxytocin lebih memiliki kedekatan dengan hormon estrogen yang diproduksi perempuan, sehingga menyebabkan, perempuan lebih responsif saat memeluk pasangannya ketimbang laki-laki.
Apakah Anda saat ini lagi stres berat? Mungkin karena masalah pekerjaan, keluarga. Ayo, carilah orang yang bisa Anda ajak berpelukan! Berpelukan tak harus dengan pasangan, bagi Anda yang masih menjomblo, berpelukan dengan sahabat atau saudara Anda tak ada salahnya bukan? Paling tidak Anda bisa merasa nyaman dan terlindungi untuk beberapa saat.
--
"Rokok" Masuk Sekolah
From: <hernowo_mizan@yahoo.com>
Subject: [Koran-Digital] 'Rokok' Masuk Sekolah
'Rokok' Masuk Sekolah
Senin, 14 Februari 2011 | 11:02 WIB
SURABAYA – Iklan rokok nampaknya akan semakin mudah masuk ke sekolah.
Pasalnya Dinas Pendidikan (Dispendik) Jawa Timur membolehkan setiap
sekolah negeri untuk bisa membuka kerja sama dengan perusahaan rokok.
Tujuannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan seperti pemberian
bantuan pendanaan dan beasiswa.
"Pada dasarnya kami tidak bisa melarang, tetapi sekolah harus waspada
jika memang bekerja sama dengan perusahaan rokok. Bisa jadi niatnya
baik, tapi jika tidak berhati-hati malah jadi buruk bagi dunia
pendidikan," ujar Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Harun, Senin (14/2)
menanggapi SMAN 10 Malang yang menerima siswa dari jalur khusus yang
dibiayai sebuah perusahaan rokok.
Tak hanya itu, di beberapa sekolah iklan rokok bisa dilihat karena
terpampang di ring basket, lapangan, atau pun di dinding panjat tebing
di halaman sekolah. Munculnya iklan rokok tersebut sempat mendapat
kritikan pedas dari kelompok aktivis anti tembakau dan rokok.
Harun mengakui, pihaknya tak bisa mengintervensi sendirian, harus
bekerjasama dengan institusi lain. "Yang pasti, sekolah diharapkan tetap
selektif jika menjalin kerjasama dengan perusahaan rokok," katanya.
Diakui, dunia pendidikan tidak seharusnya bersentuhan langsung dengan
industri rokok yang bisa membuat siswa kecanduan merokok. Namun pihaknya
tidak bisa memberikan instruksi khusus berupa larangan kepada pihak
sekolah untuk menerima bantuan berupa fasilitas atau tawaran kerjasama
dengan industri rokok. "Untuk masalah-masalah yang seperti itu sudah
menyangkut kebijakan sekolah, Dinas Pendidikan Jatim tidak bisa lagi
melarangnya," ujarnya.
Lebih lanjut Harun menyatakan pihaknya hanya bisa memberikan rambu bahwa
rokok tidak baik atau buruk bagi kesehatan. Sekolah merupakan tempat
terlarang yang bebas dari rokok. Sehingga dalam nota kerjasama jangan
sampai mengutak-atik persoalan tersebut. Dirinya juga menolak jika
dinyatakan institusinya lembek dalam menegakkan peraturan larangan
kerjasama institusi pendidikan negeri dengan perusahaan rokok.
"Sekolah memiliki aturan sendiri yang melarang siswa merokok di
lingkungan sekolah. Jangan gara-gara kerjasama dengan perusahaan rokok,
kemudian mereka bisa bebas promosi apalagi menjual produk rokok
disekolah. Itu tetap yang tidak boleh," katanya.
Terpisah sosiolog asal Universitas Indonesia (UI), Imam Prasojo
mengatakan perlu ada ketegasan dalam pengaturan iklan rokok. Jangan
sampai, rokok bisa masuk ke dalam institusi pendidikan lewat iklan
terselubung. "Sekarang ini jadi ironis, karena rokok bisa masuk melalui
iklan di sekolah, kegiatan seni, beasiswa pelatihan guru dan sebagainya.
Butuh kesadaran untuk menolak itu," katanya.
Imam menambahkan, masyararakat yang kurang mampu biaya yang dikeluarkan
untuk rokok jauh lebih besar ketimbang untuk pendidikan ataupun
kesehatan. Dari studi yang dilakukan UI kepada masyarakat miskin
misalnya, 12% dari penghasilan masyarakat digunakan untuk konsumsi
rokok. Padahal untuk pendidikan hanya sekitar 3% saja.
"Kalau negeri ini ingin maju seperti negara lain, cukai rokok harus
dinaikkan. Sehingga tidak bisa dijangkau oleh anak-anak, anak muda dan
orang miskin tidak terjangkau. Dengan sehat akhirnya bisa jadi kaya,"
ujarnya. yop
Kopi Kehidupan
Dalam sebuah acara reuni, beberapa alumni Univesitas Barkeley, California, menjumpai dosen kampus mereka dulu.
Melihat para alumni tersebut ramai-ramai membicarakan kesuksesan mereka, profesor tersebut segera ke dapur dan mengambil seteko kopi panas dan beberapa cangkir kopi yang berbeda-beda. Mulai dari cangkir yang terbuat dari kristal, kaca, melamin dan plastik.
Profesor tersebut menyuruh para alumni untuk mengambil cangkir & mengisinya dengan kopi.
Setelah masing-masing alumni sudah mengisi cangkirnya dengan kopi, profesor berkata, "Perhatikanlah bahwa kalian semua memilih cangkir yang bagus dan kini yang tersisa hanyalah cangkir yang murah dan tidak menarik. Memilih hal yang terbaik adalah wajar & manusiawi. Namun persoalannya, ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yang bagus perasaan kalian mulai terganggu. Kalian secara otomatis melihat cangkir yang dipegang orang lain & mulai membandingkannya.
Pikiran kalian terfokus pada cangkir, padahal yang kalian nikmati bukanlah cangkirnya melainkan kopinya.
Hidup kita seperti kopi dalam analogi tsb di atas, sedangkan cangkirnya adalah pekerjaan, jabatan, dan harta benda yang kita miliki.
Pesan moralnya, jangan pernah membiarkan cangkir mempengaruhi kopi yang kita nikmati.
Cangkir bukanlah yang utama, kualitas kopi itulah yang terpenting. Jangan berpikir bahwa kekayaan yang melimpah, karier yang bagus & pekerjaan yang mapan merupakan jaminan kebahagian.
Itu konsep yang sangat keliru. Kualitas hidup kita ditentukan oleh "Apa yang ada di dalam" bukan "Apa yang kelihatan dari luar".
Apa gunanya kita memiliki segalanya, namun kita tidak pernah merasakan damai, sukacita, dan kebahagian di dalam kehidupan kita?
Itu sangat menyedihkan, karena itu sama seperti kita menikmati kopi basi yang disajikan di sebuah cangkir kristal yang mewah dan mahal.
Kunci menikmati kopi bukanlah seberapa bagus cangkirnya, tetapi seberapa bagus kualitas kopinya.
Slamat menikmati secangkir kopi kehidupan..
peninjau
From: "Suhardono"
Mas Endi & mas Dirman sebagai kakak yang baik sedang meninjau adik-adiknya yang cakep-cakep.
Kung nggak pengin datang?
"...guyub rukun sak lawase"
--
Terkenang Sop Sumsum dan Nasi Gurih Magelang
From: Suhardono
Selasa, 22/02/2011 13:21 WIB
Terkenang Sop Sumsum dan Nasi Gurih Magelang
Wina S - detikFood
http://pariwisatamedan.com Magelang - Nama Pengirim: Wina S
Email: bronidog[at]xxx.com
Udara dingin kota Magelang memang cocok untuk menikmati hidangan yang hangat-hangat, seperti sop sumsum misalnya. Slurpp... ada sensasi sendiri saat menyedot sumsum yang lezat! Apalagi yang satu ini disajikan dengan nasi gurih yang kaya rempah. Coba yuk!
Sejak siang hari hujan deras mengguyur Magelang. Udara dingin semakin terasa menusuk tulang malam itu. Perut pun lebih cepat mengisyaratkan keroncongan. Saya yang berada di 'kota hujan' itu berusaha mencari menu khas Magelang yang bisa mengisi perut sekaligus menghangatkan badan.
Setahu saya di kota ini ada sop senerek yang terkenal. Tapi menurut karyawan hotel yang saya tanyai, warung senerek hanya buka siang hari. Ia menganjurkan untuk mencoba bakmi godog Magelangan. Saya kurang tertarik oleh tawaran itu, karena sudah sering menikmati bakmi Jawa yang menjamur di Jakarta.
Saat itu keponakan saya menginformasikan tentang Sop Sumsum yang tertulis di internet. Setelah membacanya kami pun tertarik untuk memburu menu baru itu. Kami bertiga: saya, suami, dan keponakan, bergerak menuju warung makan yang terletak di daerah Panca Arga, Magelang Selatan.
Ternyata tidak susah menjumpai warung baru itu. Spanduk merah berbalut lampu hias bertuiskan 'Nasi Gurih dan Sop Sumsum' dengan jelas terpampang, tidak jauh dari perempatan Pakelan. Warung sederhana itu tidak terlalu besar. Ada 3 meja makan untuk 4 orang di warung yang menempati carport rumah.
Dua meja sudah terisi tamu. Sepasang remaja dan satu keluarga seperti kami. Setelah membaca menu, kami tertarik untuk memesan 2 porsi Sop Sumsum, 1 nasi putih, dan 2 Nasi Gurih yang dianggap special di warung itu.
"Sebenarnya sopnya banyak jenisnya mbak. Ada daging, lidah, iga, kaki. Tapi yang kami populerkan sop sumsumnya. Karena di Magelang makanan seperti ini tergolong baru dan unik dan sebagian besar konsumen memang mencoba sop ini" kata Mbak Antie (30 th), si pemilik warung yang baru membuka warung ini sekitar seminggu lalu.
Yang tersaji lebih dulu adalah 2 porsi nasi gurih, dengan lauk ayam, empal, dan tempe/tahu. "Sopnya memang agak lama. Karena kami memasak lagi kuahnya biar terasa lebih segar," kata Mbak Antie kepada saya.
Sambil menunggu Sop Sumsum dihidangkan, kami tergerak untuk mencoba nasi gurih yang terhidang. Suamiku langsung mengangkat jempol mengisyaratkan enaknya nasi gurih itu. Saya yang sesungguhnya kebelet pada sop sumsum yang hangat, penasaran juga oleh pujian suami. Sesuap nasi yang kuambil dari piring suami saya coba bersama sambel pete yang mengiringi nasi gurih itu.
Jempol suami saya itu ternyata memang bukan basa-basi. Pada suapan pertama saja gurihnya nasi ini begitu terasa. "Yang juga istimewa, sambelnya itu lho... nikmat dan nendang banget. Mungkin karena campuran petenya yang ikut menggugah selera," kata suamiku.
Selain sambel pete, saya menduga daun kemangi yang terlihat di sela-sela nasi ikut menambah wanginya nasi. Tapi darimana rasa gurih yang menggigit itu ? Apa sama dengan nasi uduk khas Jakarta?
"Tidak sama dengan nasi uduk yang menggunakan santan. Nasi Gurih ini hanya perpaduan nasi dan rempah-rempah, ditambah ikan jambal roti yang dihaluskan," jelas Mbak Antie kepada saya.
Tak terasa, kurang dari 10 menit dua porsi Nasi Gurih itu tandas kami santap bertiga. Jadi ketika 2 porsi Sop Sumsumnya tersaji hanya ditemani 1 porsi nasi putih. Seperti halnya nasi Gurih, suapan pertama kuah sop sumsum langsung menanamkan kesan tersendiri. Segar dan tidak eneg seperti Sop Kaki Betawi yang pakai santan dan minyak samin.
Saya merasakan perpaduan kayu manis, bunga pala, dan daun bawang yang kuat, sehingga kuah bening itu terasa segar. Apalagi disajikan dalam kondisi panas, sehingga kesegaran itu makin terasa. Dan yang pasti kehangatan kuahnya ikut menghangatkan badan di tengah dingin udara Magelang yang mencapai puncaknya di bulan Agustus-September ini.
Sumsumnya sendiri tersaji dalam potongan tulang utuh yang terlihat memenuhi mangkok lumayan besar. Untuk mendapatkan sumsum itu perlu perjuangan tersendiri. Kami harus mencocok-cocoknya dengan sedotan plastic, dan kemudian menghisapnya. Sluurp... nikmat!
Ada sensasi tersendiri ketika sumsum yang tidak banyak jumlahnya itu berhasil tuntas kita sedot. Selain sumsum, pada tulang tulang itu juga masih nempel sisa-sisa daging yang gurih dan kenyal-kenyal empuk. Kembali sensasi 'sluurp... nikmat' itu kami rasakan ketika sisa-sisa daging itu memasuki mulut.
Si penjual membuka rahasia, ternyata rahasia empuknya adalah dengan memasak tulang-tulang itu pada panci presto dalam waktu cukup lama. Namun, bagi kami yang mengesankan memang kuah sopnya. "Susah dicari bandingnya," puji suamiku yang berpengalaman mencoba berbagai kuliner di tanah air.
Berapa harga yang harus kami bayar untuk kenikmatan ini? Cukup Rp 55.000,00 saja. Asal tahu saja seporsi Nasi Gurih dihargai Rp 5000, sedang kan Sop Sumsum seharga Rp 10.000. Lauk bervariasi, tahu/tempe Rp 1000, ayam goreng Rp 5000, dan empal Rp 6000.
Buat Anda pecinta kuliner yang kebetulan melintas Magelang, tak ada salahnya mencicipi menu yang bisa jadi ikon kuliner Magelang ini.
Warung Makan 'A&A'
Jl. Sarwo Edi Wibowo 112, Panca Arga
Magelang Selatan
Tlp. 0293-311682/5820979
http://food.detik.com/read/2011/02/22/132103/1575973/290/terkenang-sop-sumsum-dan-nasi-gurih-magelang
--
Friday, April 27, 2012
Teh jamur
From: <anishariri@gmail.com>
Iki aku ditawani teh kok teh jamur. Ra wani ngombe.
Iki tak foto sing isih proses. Ceritane teh panas manis dimasukkan toples, dikasih biang jamur, ditunggu seminggu, baru diminum. Toplese ditutup nggo tisu, mergo kudu ono sirkulasi udara, ra oleh ditutup rapet.
Jare rasane koyo ono sprite-e. Jare maneh wong kene ono sing wis rutin ngombe iki.
Piye ki, enake diombe pora?
Thursday, April 26, 2012
Cinta tertinggi.
Saya ingat dia hadir sebentar memenuhi undangan makan siangku.
Sudah kuduga dia pasti datang tidak sendiri karena dia sangat pegang prinsip kepantasan.
Dia mengajak sahabat asrama wktu dia sekolah yg aku juga sangat kenal.
Melalui sahabatnya pula aku tau melalui 5 serial message panjang di FB ku bila dia bertahun tahun hidup menderita.
Dia ,gadis tinggi berparas bak Agnes Monica itu,dahulu adalah yg membuat aku tergila gila tanpa daya .
Menikah dg seorang pengusaha muda ternyata tidak membawanya dalam kebahagiaan ttp justru penderitaan yg berkepanjangan. Selepas kecelakaan dlm rally mobil kesukaannya,sang suami koma hingga 7 tahun lamanya.Mukjijat Tuhan menyadarkan sang suami namun dlm kondisi lumpuh total,kiranya musibah itu membuat pendarahan dibatang otaknya.
Sebagai isteri yg tetap cantik diusianya, bisa saja dia minta cerai sesuai saran mertuanya yg iba melihat penderitaannya, dan ingin mengambil alih beban merawat anaknya,tetapi dia tidak bisa dan tidak mau menerima empati itu.
Dengan mata tajam dia berkata menjawab keheranan saya,atas penolakannya,
"Tidak mudah bagiku merubah yg dulu disatukan olehNya,
Aku mampu menjalani sekian lama hidup dg suami yg bagai raga tanpa jiwa,tentu Tuhan pula yg menguatkan,
Dan tak mungkin aku menodai perkuatanNya hanya karena nafsu atau egoku. Karena aku yakin kapan saja mudah bagiNya bila Dia ingin mengambilnya, entah melalui aku sakit atau lebih dari itu.
Aku makin bahagia kini mas,karena dalam merawat suami aku setiap saat merasa Dia disampingku, setiap detik membimbingku.
Hal itu yg menurutku merupakan karunia yg membuat aku lebih baik dari kehidupan kami sebelumnya.
Terimakasih atas perhatian mas dan kita saling doa saja."
Kalimat itu memungkas harapanku yg tadinya dalam alam bawah sadar dan kenekatanku,aku masih ingin mengajaknya menapaki kehidupan baru bila dia memang benar2 menginginkannya.
Dia mencintai Nya jauh diatas cintanya pada dunia.
Jakarta 1998.
Wednesday, April 25, 2012
Mitro nggedebus
Bertahun2 yg lalu pas sma. Ada iklan radio yg sangat fenomenal. Entah apa produknya. Tp yg pasti isinya tentang pak mitro yg suka nggedebus.. Suka lupa ama komitmen.. Tiap orang yg lupa janji pasti dibilang mitro.. mitro...Saya dulu bertanya2 siapa konseptornya.. Tetapi sekarang sangat haqul yaqin ini pasti ide briliant pak ketua ya to?
Mitro kan singkatan nama beliau. Mitro : ToMMI heRnowO.
Tur emang persis to kelakuannya kayak pelem gemblading itu?
on android
Twitter Terbuka Jadi Sarana Pembocoran Rahasia Negara
From: puthut yulianto
Tifatul: Twitter Terbuka Jadi Sarana Pembocoran Rahasia Negara http://bit.ly/hHrd3l
Jumat, 28/01/2011 07:18 WIB
Tifatul: Twitter Terbuka Jadi Sarana Pembocoran Rahasia Negara
Indra Subagja : detikNews
detikcom - Jakarta, Menkominfo Tifatul Sembiring menilai twitter tidak jauh beda halnya dengan sosial media lain. Namun twitter memang terbuka untuk menjadi sarana warga membocorkan rahasia negara.
Tifatul menyampaikan hal tersebut saat dihubungi detikcom, Jumat (28/1/2011) menyikapi apa yang disampaikan Menhan Purnomo Yusgiantoro kalau twitter menjadi ancaman nonmiliter.
"Mungkin maksudnya twitter itu sangat terbuka sebagai sosial media jadi sarana pembocoran rahasia negara," terang Tifatul.
Tifatul menjelaskan, apa yang disampaikan Menhan tersebut, terkait twitter juga ada kaitan dengan UU yang kini tengah dibahas pemerintah dan DPR.
"Itu terkait RUU Rahasia Negara, bukan melawan twitter," tutupnya.
Sebelumnya Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyebut Twitter sebagai ancaman nonmiliter yang patut diwaspadai. Namun, Purnomo tidak mengatakan kalau situs microblogging itu perlu diblokir.
"Ya nggaklah (diblokir), itu sama saja Anda sama kayak provokator, terlalu jauh itu," ujar Purnomo di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (27/1/2011).
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
--
Tuesday, April 24, 2012
[Fwd: FILM PERANG JADOEL (40 photos)]
From: "adi" <hampala234@gmail.com>
Date: Mar 1, 2011 7:33 AM
Subject: [Fwd: FILM PERANG JADOEL (40 photos)]
To: "pakan IWAK" <pakan-iwak@googlegroups.com>
-------- Original Message --------
Subject: | FILM PERANG JADOEL (40 photos) |
---|---|
Date: | Sun, 27 Feb 2011 0:10:57 -0500 |
From: | tarzan ndeso (via Multiply) <multiply@multiply.com> |
To: | hampala234@yahoo.co.id |
tarzan ndeso (tarzanndeso@gmail.com) has posted a new album. |
FILM PERANG JADOEL (40 photos) |
Copyright 2010 Multiply, 6001 Park of Commerce Blvd, Boca Raton, FL Stop e-mails, view our privacy policy, or report abuse: click here |
Monday, April 23, 2012
Maulid Nabi dan Semangat Perjuangan
From: "adi" <hampala234@gmail.com>
Date: Feb 18, 2011 2:05 PM
Subject: Maulid Nabi dan Semangat Perjuangan
To:
From: A.Syauqi Yahya
Sejarah Maulid Nabi
Posted by orgawam pada November 23, 2007
Ada bermacam-macam versi kapan peringatan maulid pertama kali. Namun fakta yang sangat kuat adalah Salahudin al Ayyubi, dalam rangka menyemangati umat islam untuk perang salib, beliau-lah yang sangat menggalakkan peringatan Maulid ini. Beliau-lah yang mempopulerkannya. Entah siapapun yang memulai.
Sumber asli: http://sayyidulayyaam.blogspot.com/
Saya cut di bagian bawah karena di luar konteks sejarah Maulid.
Maulid Nabi dan Semangat Perjuangan
Oleh : Med Hatta
SEBAGAI pembuka wacana, ada baiknya kita kutip amanat Presiden Soekarno pada peringatan maulid Nabi Muhammad saw. di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, tanggal 6 Agustus 1963 (Penerbitan Sekretariat Negara No. 618/1963).
"Sore-sore saya dibawa oleh Presiden Suriah Sukri al-Kuwatly ke makam Salahuddin. Lantas Presiden Kuwatly bertanya kepada saya, apakah Presiden Soekarno mengetahui siapa yang dimakamkan di sini? Saya berkata, saya tahu, of course I know. This is Salahuddin, the great warrior, kataku. Presiden Kuwatly berkata, tetapi ada satu jasa Salahuddin yang barangkali Presiden Soekarno belum mengetahui. What is that, saya bertanya. Jawab Presiden Kuwatly, Salahuddin inilah yang mengobarkan api semangat Islam, api perjuangan Islam dengan cara memerintahkan kepada umat Islam supaya tiap tahun diadakan perayaan maulid nabi.
Jadi sejak Salahuddin tiap-tiap tahun umat Islam memperingati lahirnya, juga wafatnya Nabi Muhammad saw. peringatan maulid nabi ini oleh Salahuddin dipergunakan untuk membangkitkan semangat Islam, sebab pada waktu itu umat Islam sedang berjuang mempertahankan diri terhadap serangan-serangan dari luar pada Perang Salib. Sebagai strateeg besar, saudara-saudara, bahkan sebagai massapsycholoog besar, artinya orang yang mengetahui ilmu jiwa dari rakyat jelata, Salahuddin memerintahkan tiap tahun peringatilah maulid nabi.
Sebagaimana dijelaskan dalam amanat Bung Karno di atas, peringatan maulid nabi untuk pertama kalinya dilaksanakan atas prakarsa Sultan Salahuddin Yusuf al-Ayyubi (memerintah tahun 1174-1193 Masehi atau 570-590 Hijriah) dari Dinasti Bani Ayyub, yang dalam literatur sejarah Eropa dikenal dengan nama "Saladin". Meskipun Salahuddin bukan orang Arab melainkan berasal dari suku Kurdi, pusat kesultanannya berada di Qahirah (Kairo), Mesir, dan daerah kekuasaannya membentang dari Mesir sampai Suriah dan Semenanjung Arabia.
Pada masa itu dunia Islam sedang mendapat serangan-serangan gelombang demi gelombang dari berbagai bangsa Eropa (Prancis, Jerman, Inggris). Inilah yang dikenal dengan Perang Salib atau The Crusade. Pada tahun 1099 laskar Eropa merebut Yerusalem dan mengubah Masjid al-Aqsa menjadi gereja! Umat Islam saat itu kehilangan semangat perjuangan (jihad) dan persaudaraan (ukhuwah), sebab secara politis terpecah-belah dalam banyak kerajaan dan kesultanan, meskipun khalifah tetap satu, yaitu Bani Abbas di Bagdad, sebagai lambang persatuan spiritual.
Menurut Salahuddin, semangat juang umat Islam harus dihidupkan kembali dengan cara mempertebal kecintaan umat kepada nabi mereka. Dia mengimbau umat Islam di seluruh dunia agar hari lahir Nabi Muhammad saw., 12 Rabiul Awal, yang setiap tahun berlalu begitu saja tanpa diperingati, kini dirayakan secara massal. Sebenarnya hal itu bukan gagasan murni Salahuddin, melainkan usul dari iparnya, Muzaffaruddin Gekburi, yang menjadi atabeg (semacam bupati) di Irbil, Suriah Utara. Untuk mengimbangi maraknya peringatan Natal oleh umat Nasrani, Muzaffaruddin di istananya sering menyelenggarakan peringatan maulid nabi, cuma perayaannya bersifat lokal dan tidak setiap tahun. Adapun Salahuddin ingin agar perayaan maulid nabi menjadi tradisi bagi umat Islam di seluruh dunia dengan tujuan meningkatkan semangat juang, bukan sekadar perayaan ulang tahun biasa.
Pada mulanya gagasan Salahuddin ditentang oleh para ulama, sebab sejak zaman Nabi peringatan seperti itu tidak pernah ada. Lagi pula hari raya resmi menurut ajaran agama cuma ada dua, yaitu Idulfitri dan Iduladha. Akan tetapi Salahuddin menegaskan bahwa perayaan maulid nabi hanyalah kegiatan yang menyemarakkan syiar agama, bukan perayaan yang bersifat ritual, sehingga tidak dapat dikategorikan bid`ah yang terlarang. Ketika Salahuddin meminta persetujuan dari Khalifah An-Nashir di Bagdad, ternyata khalifah setuju. Maka pada ibadah haji bulan Zulhijjah 579 Hijriyah (1183 Masehi), Sultan Salahuddin al-Ayyubi sebagai penguasa Haramain (dua tanah suci Mekah dan Madinah) mengeluarkan instruksi kepada seluruh jemaah haji, agar jika kembali ke kampung halaman masing-masing segera menyosialkan kepada masyarakat Islam di mana saja berada, bahwa mulai tahun 580 Hijriah (1184 Masehi) tanggal 12 Rabiul-Awwal dirayakan sebagai hari maulid nabi dengan berbagai kegiatan yang membangkitkan semangat umat Islam.
Salah satu kegiatan yang diadakan oleh Sultan Salahuddin pada peringatan maulid nabi yang pertama kali tahun 1184 (580 Hijriah) adalah menyelenggarakan sayembara penulisan riwayat Nabi beserta puji-pujian bagi Nabi dengan bahasa yang seindah mungkin. Seluruh ulama dan sastrawan diundang untuk mengikuti kompetisi tersebut. Pemenang yang menjadi juara pertama adalah Syaikh Ja`far al-Barzanji*). Karyanya yang dikenal sebagai Kitab Barzanji sampai sekarang sering dibaca masyarakat di kampung-kampung pada peringatan maulid nabi.
Ternyata peringatan maulid nabi yang diselenggarakan Sultan Salahuddin itu membuahkan hasil yang positif. Semangat umat Islam menghadapi Perang Salib bergelora kembali. Salahuddin berhasil menghimpun kekuatan, sehingga pada tahun 1187 (583 Hijriah) Yerusalem direbut oleh Salahuddin dari tangan bangsa Eropa, dan Masjid al-Aqsa menjadi masjid kembali sampai hari ini.
Jika kita membuka lembaran sejarah penyebaran Islam di Pulau Jawa, perayaan maulid nabi dimanfaatkan oleh para Wali Songo untuk sarana dakwah dengan berbagai kegiatan yang menarik masyarakat agar mengucapkan syahadatain (dua kalimat syahadat) sebagai pertanda memeluk Islam. Itulah sebabnya perayaan maulid nabi disebut Perayaan Syahadatain, yang oleh lidah Jawa diucapkan Sekaten.
Dua kalimat syahadat itu dilambangkan dengan dua buah gamelan ciptaan Sunan Kalijaga, Kiai Nogowilogo dan Kiai Gunturmadu, yang ditabuh di halaman Masjid Demak pada waktu perayaan maulid nabi. Sebelum menabuh dua gamelan tersebut, orang-orang yang baru masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat terlebih dulu memasuki pintu gerbang "pengampunan" yang disebut gapura (dari bahasa Arab ghafura, "Dia mengampuni").
Pada zaman kesultanan Mataram, perayaan maulid nabi disebut Gerebeg Mulud. Kata gerebeg artinya "mengikuti", yaitu mengikuti sultan dan para pembesar keluar dari keraton menuju masjid untuk mengikuti perayaan maulid nabi, lengkap dengan sarana upacara, seperti nasi gunungan dan sebagainya. Di samping Gerebeg Mulud, ada juga perayaan Gerebeg Poso (menyambut Idulfitri) dan Gerebeg Besar (menyambut Iduladha).
…………………………………..
*) Ada yang aneh di sini. Syaikh Ja'far Al-Barzanji hidup 1126-1184H jauh setelah era Salahudin Al Ayubi (532-589H). Tidak mungkin Syaikh Al Barzanji memenangkan lomba karya tulis di era Salahudin.
Yang benar adalah, karya al-Barzanji merupakan salah satu karya besar riwayat Rasulullah saw (Maulid) yang pernah ada, dan digubah bukan di era Salahudin, namun jauh sesudahnya.
http://orgawam.wordpress.com/2007/11/23/sejarah-maulid-nabi/
Tolong Bantu Nenek
Semoga gak ada yg sama namanya. Just kidding..!!
*nek podo asmane yo gur kebetulan belaka*
Ada suatu cerita tentang nenek yang sulit untuk menghapal nama cucu - cucunya, karena diberi nama yang sangat panjang. Adapun nama cucu-cucunya adalah Satrio Panji Budi Utomo, Kartiko Darma Rahmat Triaji, Budi Burhanudin Ahmad Yamin, Citro Lukman Bahar, Hamzah Hamdani Hasibuan.
Bersama ini saya coba untuk membantu nenek tersebut dengan menyingkat nama cucu-cucunya sbb :
1. Satrio Panji Budi Utomo (SPBU )
2. Kartiko Darma Rahmat Triaji (KDRT)
3. Budi Burhanudin Ahmad Yamin (Bubur Ayam )
4. Citro Lukman Bahar (Cilukba )
5. Hamzah Hamdani Hasibuan (Ha ha ha)
Barangkali di antara rekans ada punya usul lain, tolong bantu nenek itu. Terimakasih sebelumnya.
Sunday, April 22, 2012
Penyakit Orang Miskin
From: A.Syauqi Yahya
Penyakit Orang Miskin
OPINI
Yoga Ps
| 6 November 2010 | 07:13
"Kaum miskin itu menjadi miskin karena ruang kapabilitas yang kecil. Mereka menjadi miskin karena tidak bisa melakukan sesuatu dan bukan karena tidak memiliki sesuatu"
[Amarthya Sen, peraih Nobel Ekonomi 1998)
Anda tahu apa perbedaan orang kaya dan orang miskin? Bukan tampang, bukan jumlah uang, dan bukan seberapa sering ia pergi keluar negeri. Konon, perbedaan utama yang signifikan antara orang kaya dan miskin hanya ada pada satu hal: kemampuan mengoptimalkan asset.
Saya mendapatkan pelajaran ini sejak membaca Rich Dad Poor Dad karya Robert T. Kiyosaki ketika masih kelas 1 SMA. Saat itu, ada pelajaran pertama yang sangat penting: bagaimana membedakan asset dan liabilitas (kewajiban).
Asset vs Liabilitas
Asset dalam suatu neraca laporan keuangan ada disisi kiri, sedangkan liabilitas (kewajiban) ada disisi kanan. Gampangnya, asset adalah segala sesuatu yang memasukkan uang kekantong kita. Sedangkan liabilitas adalah segala sesuatu yang mengeluarkan uang dari kantong kita. Sesederhana itu. Tapi orang seringkali terjebak, keliru membedakan asset dan liabilitas.
Sekarang apakah uang termasuk asset? Bagaimana dengan mobil, rumah, tanah, dan surat berharga? Ternyata Itu semua belum tentu asset loh! Harta belum tentu asset, dan asset belum tentu harta.
Mobil yang kita kendarai bisa disebut asset jika anda menggunakannya sebagai sarana bisnis antar jemput. Rumah yang kita miliki bisa disebut asset jika kita kontrakkan. Uang kita yang ada dibank baru bisa dibilang asset jika diputar dan tidak dibiarkan ngendon sambil berharap mendapatkan riba (bunga ding… hehehehe).
Jika tidak? Maka itu semua liabilitas! Karena kita "dipaksa" mengeluarkan biaya bensin, perawatan, dan risiko jatuhnya nilai uang akibat inflasi (untungnya bank berbaik hati memberi bunga).
Asset bukan hanya harta. Otak kita adalah asset, jika kita gunakan untuk berpikir. Tangan kita asset, jika kita meringankan penderitaan orang lain. Tenaga kita adalah asset, jika bersedia membantu orang lain. Nafas kita, mata kita, telinga kita, hidup kita… adalah asset jika kita mau menggunakannya untuk kebaikan.
Orang kaya selalu berusaha memperbanyak asset. Sedangkan orang miskin selalu berusaha memperbanyak liabilitas, yang mereka anggap asset. Sehingga jika disimpulkan, cara untuk menjadi orang kaya sebenarnya sangat gampang. Tingkatkan asset kita, dan kurangi liabilitas kita.
Penyakit Orang Miskin
Penyakit orang miskin (termasuk saya) yang paling utama adalah kebiasaan berpikir jangka pendek dalam memperlakukan asset. Seneng banget ngejual asset. Karena ya itu tadi, mereka tidak mengerti perbedaan asset dan liabilitas.
Begitu orang tuanya meninggal dan dapat warisan, langsung beli mobil baru. Loh, kan mobil itu termasuk asset yang bisa dijual lagi? Memang, tapi sangat jarang harga mobil second lebih mahal dari yang baru. Kecuali kalau mau dirawat dan dijual 50 tahun lagi sebagai mobil antik.
Beli rumah baru? Apa salah? Toh, harga tanah cenderung terus naik. Memang tidak salah, karena itu uang Anda. Tapi harus diingat rumah yang lebih besar membutuhkan biaya perawatan yang tidak sedikit. Kecuali jika kita mengontrakkannya dan berharap mendapat keuntungan jika dijual nanti. Jika hanya ditempati sendiri, itu berarti sama saja menambah liabilitas kita.
Penyakit Negara miskin juga sama. Sering salah mengelola asset. Dan ketika pengelolaan itu berdampak pada inefisiensi dan deficit anggaran, penyakit mental orang miskinnya kambuh: jual asset!.
Seperti kasus PT Indosat Tbk. yang dijual oleh Asia Mobile Holding Pte.Ltd kepada Qatar Telecom. Asia Mobile adalah anak perusahaan Temasek Holding. Punya orang Singapore. Dia membeli dari pemerintah kita dengan harga diskon. Hanya 5 Trilyun. Setelah 5 tahun, mereka menjualnya kepada orang Arab. Dengan penjualan itu Asia Mobil menangguk untung hingga Rp 16 triliun lebih.
Ini seperti petuah orang terkaya ke-2 di dunia. Warren Buffet:
"Takutlah saat yang lain serakah, dan serakahlah saat yang lain takut".
Kata Mbah Warren, peluang investasi yang luar biasa muncul ketika perusahaan2 yang sangat baik dikelilingi oleh situasi luar biasa yang menyebabkan harga sahamnya dinilai secara keliru.
Ketika terjadi kejatuhan bursa pada 1973-1974, Warren membeli Washington post senilai 10 juta, sekarang nilainya 1,5 miliar. Sewaktu crash bursa 1987, ia membeli Coca-Cola seharga 1 milar dan sekarang nilainya 8 miliar. Dekade 90-an, Warren tercatat membeli Wells Fargo banking dengan harga 400 dan nilai sekarang sekitar 1,9 milliar.
Apakah salah menjual asset Negara?
Menurut Tony Prasetiantono (dosen yang memberi saya nilai E untuk Ekonomi Pembangunan karena menulis tugas akhir berupa cerpen untuk mata kuliah dia :p), privatisasi BUMN pada dasarnya didorong dua motivasi. Pertama, keinginan menaikkan efisiensi karena buruknya kinerja sebagian BUMN. Dalam wacana teori ekonomi, terkait dengan beberapa teori klasik, seperti:
(1) X-efficiency (Harvey Leibenstein, 1966), di mana BUMN memerlukan insentif di luar kompetisi;
(2) allocative efficiency (dengan pembahas pertama isu natural monopoly oleh John Stuart Mill, 1848), di mana pasar akan mendorong pencapaian efisiensi melalui persaingan; dan
(3) dynamic efficiency (Joseph Schumpeter, 1942), di mana BUMN akan kian efisien jika manajemennya terdorong untuk melakukan inovasi.
Kedua, secara empiris dapat dibuktikan, privatisasi BUMN bisa dimaksudkan untuk membantu anggaran pemerintah dari tekanan defisit. Saat Inggris memulai gelombang privatisasi BUMN di era PM Margaret Thatcher tahun 1979, mereka menggunakan hasil privatisasi BUMN top (British Airways, British Telecom, dan British Gas) untuk mengatasi krisis fiskal atau defisit anggaran (Iekenberry, 1990).
Sebentar lagi, pada 10 November 2010. Krakatau Steel (KS) akan melepas 3,15 miliar unit saham pada harga Rp 800-1.150. Perseroan menargetkan dana yang dihimpun dari IPO sebesar Rp 2,6-3,3 triliun. Padahal PT Krakatau Steel masih sanggup membayarkan dividen kepada negara sebanyak Rp 137,87 miliar dari tahun buku 2008. Setara dengan 30 persen dari laba bersih (detik.com).
Kita takkan berdebat soal valuasi IPO saham KS. Nilai mata kuliah valuasi saya Cuma dapat B, dan saya masih belum dapat menemukan laporan keuangan KS di website perusahaan (hubungi saya jika Anda punya). Saya yakin para underwriter lebih jago melakukan valuasi (penilaian).
Pertanyaan saya, jika setiap mengalami deficit anggaran kita menjual asset, kira-kira akan bertahan sampai kapan? Mengapa tidak dengan melakukan efisiensi anggaran dan memperbaiki pengelolaan BUMN? Mengapa kita begitu bangga menjual asset jangka panjang untuk kepentingan jangka pendek?
Seharusnya kita belajar kepada Mutholib. Seorang tukang becak di Banjarsari, yang setelah menabung 20 tahun, bisa berhaji bersama istrinya, Caskin. Ia mungkin hanya tukang becak. Pendidikannya bukan Ph.D. Pendapatannya boleh pas-pasan. Tapi dia mengerti cara mengelola asset.
ilustrasi karya kentang
Thx udah baca. Sorry semalem ga sempet posting gara2 Merapi :o
http://ekonomi.kompasiana.com/group/bisnis/2010/11/06/penyakit-orang-miskin/-12
--