From: <anishariri@gmail.com>
Presiden SBY: Indonesia Kebal Krisis
TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan Indonesia cukup beruntung tetap berdiri tegak meski berada di tengah era globalisasi yang masih menyisakan ketegangan, tarik menarik antara dunia lama dan dunia baru. "Jika saya ditanya cara terbaik untuk menggambarkan Indonesia, saya akan mengatakan unik, ulet, dan sangat adaptif. Indonesia telah bertahan dari banyak cobaan dan kesengsaraan," katanya dalam pidato "World Economic Forum on East Asia", di Hotel Shangri-La, Jakarta 12 JUni 2011.
Indonesia, kata SBY, tahu betul bahwa setiap transisi dan setiap transformasi membutuhkan waktu dan kerja keras. Dan Indonesia telah sukses melewati beberapa momen penting yang cukup krusial seperti kKrisis keuangan, ketidakstabilan politik, kerusuhan, flu burung, krisis konstitusional, konflik etnis, separatisme, serangan teroris, dan bencana alam.
"Hari ini, Indonesia berdiri bangga sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara, ekonomi muncul dengan stabilitas politik, dengan kebijakan luar negeri yang bebas dan aktif, dan sebagai anggota G-20, dan sebagai anggota pendiri dan tahun ini sebagai ketua ASEAN," ujarnya.
Menurut SBY, transformasi secara nasional yang terjadi telah menumbuhkan esensi manusia Indonesia yang sesungguhnya seperti kebebasan, keragaman, harmoni, toleransi, tradisi, dan kesatuan. Tanpa ini, Indonesia tidak akan mampu bertahan. Demokrasi telah menjadi bagian dari DNA nasional hingga ke akar rumput. Bahkan ketika kondisi politik dan ekonomi berada di bawah paksaan, masyarakat tidak akan berhenti percaya dengan poin penting tersebut.
"Alasan lain kemajuan kami adalah, meski dilingkupi lautan ketidakpastian, kami tidak malu untuk berubah, beradaptasi, dan menemukan kembali Indonesia. Tentu ada pertanyaan, keraguan, kegelisahan, dan ketakutan. Tapi, di setiap titik balik yang terjadi, para pemimpin dan masyarakatnya tetap berani melangkah maju. Indonesia tidak menolaknya, tapi menganggap perubahan sebagai suatu keharusan," kata dia.
Ia mengaku jika transformasi Indonesia tidak mungkin terjadi tanpa adanya perubahan pola pikir. Saat ini Indonesia memiliki sikap percaya diri tentang posisinya di dunia. "Kami tidak lagi ternoda oleh masa kolonial kami, dan sangat ingin mengklaim tempat kami di masa depan global. Kami didorong oleh kesempatan, bukan ketakutan," ucapnya.
No comments:
Post a Comment