From: A.Syauqi Yahya
Mengapa Anak Sekarang Sulit Menghormati Orang Tua? Apa yang Salah?
T Eva Christine Rindu Mahaganti OPINI | 29 March 2011 | 07:59 578 3
1 dari 1 Kompasianer menilai bermanfaat
________________________________
Seorang anak membacok orang tuanya dengan clurit dan menusuknya dengan obeng, hanya karena tidak terima ditegur menyalakan radio terlalu keras. Anak itu tidak terima, dan malah membacok serta menusuk orang tuanya dengan benda tajam. Apa yang salah?
Seorang anak perempuan berusia 13 tahun, marah kepada orang tuanya, karena orang tuanya menegurnya pulang malam. Dengan kasar anak itu mengatakan, bahwa pulang jam berapapun itu urusannya, bukan urusan orang tuanya. Apa yang salah?
Seorang anak yang beranjak remaja, artis terkenal, memutuskan untuk meninggalkan rumah dan menolak bertemu dengan orang tuanya, karena merasa mendapat kekerasan dari orang tua. Artis remaja itu memilih tinggal di lembaga perlindungan dan bicara melalui lembaga perlindungan itu, tentang keinginannya dan ketakutannya, daripada kepada orang tuanya sendiri. Apa yang salah?
Belajar dari pengalaman ke-3 anak tersebut, saya mengambil kesimpulan bahwa, ada yang salah dalam pola didik dan asuh anak-anak tersebut sehingga anak-anak itu memilih untuk melawan pada orang tua. Mungkin karena orang tua yang terlalu tegas atau anak yang tidak lagi menganggap orang tua sebagai orang yang harus dihormati oleh anak-anak.
Bagaimana caranya agar anak dapat menghormati orang tua? Orang tua harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anak. Bisa dipercaya oleh anak-anaknya, dengan menepati janji dan melakukan apa yang mereka ajarkan kepada anak-anak. Contoh, orang tua melarang anaknya merokok, tetapi orang tuanya malah merokok. Mungkinkah anak akan melakukan apa yang diminta orang tuanya itu? Tidak, anak itu malah akan menjawab, bapak saja melakukan itu, mengapa melarang saya? Skak mat bagi orang tua, bila itu yang terjadi.
Saat mereka masih kecil, itulah masa yang subur untuk menanamkan nilai-nilai dan norma-norma kepada mereka. Penting untuk mereka mengerti apa fungsi, peranan dan tanggung jawab orang tua kepada anak-anak dan kepada Tuhan. Perlu juga dibukakan apa yang sudah orang tua lakukan dan mengapa mereka melakukannya untuk anak-anak mereka. Agar anak-anak tahu dan menghargai perjuangan orang tua. Ini akan membuat anak menjadi anak yang pengertian dan tidak banyak menuntut pada orang tua. Kalau anak tahu bahwa orang tuanya sudah bekerja keras dan berkorban banyak demi mereka, anak-anak akan sangat menghargai orang tua.
Semakin besar anak kita, tingkat kebutuhan mereka kepada kita, tentu semakin menurun kadarnya. Ketika ia masih kecil, merek membutuhkan kita sebagai pelindung, penolong, pengayom dan pendidik. Ketika mereka sudah remaja, mereka tidak menginginkan kita untuk memperlakukan dan menganggap mereka sebagai anak kecil lagi. Mereka butuh diberi kepercayaan bahwa mereka bisa. Mereka membutuhkan pengakuan dari kita, bahwa mereka bisa bertanggung jawab atas hidup mereka sendiri. Tugas kita hanya mengarahkan, mendampingi dan menjadi sahabat mereka.
Apalagi kalau mereka sudah menikah. Peranan kita hanya sebatas yang memberi nasihat, tidak bisa lagi turun tangan langsung menyelesaikan semua masalah mereka, apalagi masalah rumah tangga mereka. Kita tidak bisa intervensi terlalu dalam pada kehidupan mereka, karena mereka sudah dewasa. Sudah bukan bagian kita lagi untuk mencampuri urusan mereka. Peran kita hanya penasihat dan membantu mereka, bila diminta.
Membangun komunikasi yang baik dengan anak, itu kunci membina hubungan baik dengan anak-anak kita. Keterbukaan adalah awal pemulihan. Dengan terbuka pada anak, kita membangun hubungan yang baik dengan mereka. Semoga kita dapat menjadi orang tua dan sahabat yang baik bagi anak-anak kita.
--
No comments:
Post a Comment