Sunday, September 30, 2012

Petugas kalah pintar

From: hernawan

Pedagang Daging Busuk Wonogiri Lebih Pintar daripada Petugas

Selasa, 17 Agustus 2010 16:58 WIB

WONOGIRI--MI: Razia daging busuk atau berair di pasar-pasar tradisional Wonogiri di bulan Ramadan ini sering gagal. Soalnya, pedagang lebih pandai dalam melihat situasi atau gelagat gerakan aparatur penertib.

"Penjual lebih pandai dan cepat menyingkirkan daging semi gelonggong ketika petugas datang," ungkap Kepala Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan (Disnakperla) Wonogiri Ruli Pramono Retno usai mengikuti upacara HUT Kemerdekaan RI ke-65 di Alun-Alun setempat, Selasa (17/8).

Ia mengatakan, selama bulan puasa ini, petugas kalah pintar dengan pedagang daging. Penjual diyakini lebih cepat menyingkirkan daging yang bakal terkena razia saat petugas datang mengoperasi. Bahkan para penjual ini di depan petugas berani menjamin, kalau dagangan daging mereka sangat sehat dan kering serta layak dikonsumsi.

Yang jelas, lanjut dia, selama operasi razia atau penertiban, petugas belum pernah mendapati daging gelonggong di pasar-pasar tradisional. "Ada daging ayam semi gelonggong yang tidak keburu diselamatkan dan kami sita di Pasar Pracimantoro," imbuhnya.

Sebelum puasa, Disnakperla Wonogiri beberapa kali sempat menyita daging sapi atau daging ayam yang keberadaan kadar airnya di ambang batas normal. Sayangnya Ruli tidak bersedia menyebutkan jumlah volume daging tidak sehat atau busuk yang berhasil disita, kecuali hanya bilang sudah banyak.

Para pedagang meski mencoba meyakinkan petugas, namun pihak Disnakperla tetap memperingatkan, agar mereka tidak main-main di dalam menawarkan daging yang dijual. "Harus benar sehat, karena dari keluhan masyarakat, ada yang tingkat penggelontoran air saat penyembelihan sampai 50 persen. Ini jelas membahayakan kesehatan. Masyarakat harus pintar memilih daging, jangan asal murah lalu dibeli," tandas dia sekali lagi.

Soal ayam tiren/ayam mati bukan karena disembelih, Ruli menyebut belum menemukan bukti baru, pascapenemuan di Pasar Pracimantoro, yang jaraknya 40 km dari kota Wonogiri. Hal sama soal ayam suntikan belum ditemukan di Wonogiri.

Saat ini, Disnakperla tidak mungkin menutup arus daging masuk dari luar kota, karena kebutuhan rakyat Wonogiri sangat besar. Maklum, wilayah itu belum mampu mencukupi secara mandiri.

Suryani, pedagang daging di Pasar Wonogiri Kota, menyatakan, sampai hari perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-65, harga daging sapi masih sama dengan harga tahun lalu, yakni Rp60 ribu per kilogram. Harga diperkirakan akan naik pada dua minggu menjelang Idul Fitri. (WJ/OL-5)

No comments:

Post a Comment