Sunday, April 8, 2012

Arsitektur Indonesia di Mata Dunia



From: A.Syauqi Yahya

Rabu, 25/05/2011 06:51 WIB
Laporan dari Wina
Arsitektur Indonesia di Mata Dunia 
Hanum Salsabiela Rais - detikNews

Ilustrasi: Candi Borobudur

Wina - Akulturasi kebudayaan Indonesia ke dalam seni arsitekturnya ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi khalayak luar negeri. Ini terbukti dari antusiasme sebuah universitas di Wina yaitu Vienna University of Technology menyelenggarakan simposium internasional tentang arsitektur Indonesia.

Acara symposium yang digelar dari 18-22 Mei ini mengetengahkan tema Insular Diversity: Architecture-Culture–Identity in Indonesia. Menurut ketua panitia symposium, Erich Lehner, Indonesia memiliki sejarah panjang bangunan keagamaan yang sangat bergengsi seperti Candi Borobudur dan Prambanan atau istana-istana kerajaan di nusantara.

Warisan arsitektur menunjukkan bahwa Indonesia memiliki adat budaya yang tinggi dengan pengaruh agama, politik, dan budaya. Masih menurut Lehner, hal inilah yang membuat Indonesia menjadi sasaran imperialisme selama berabad-abad.

Institute for History of Art and Architecture, Vienna University of Technology Austria sebagai salah satu dari sedikit lembaga studi di Eropa yang mendalami bidang Arsitektur tradisional non-Barat akan membahas lebih mendalam mengenai sifat dasar dan keberadaan dari kekayaan dan keberagaman arsitektur Indonesia sebagai warisan budaya dan simbol modernitas, juga makna arsitektural dari jenis-jenis bangunan, metode konstruksi dan bahan bangunan dalam konteks geografis dan budaya, periode waktu dan sistem sosial-budaya.

Simposium yang dinaungi oleh badan PBB UNESCO ini melibatkan beberapa institusi yaitu Department of Social Cultural and Anthropology Vienna University, Institute for Comparative Research in Architecture (IVA-ICRA Austria), Museum für Völkerkunde (Museum Etnologi) Austria, KBRI di Vienna dan Austrian-Indonesian Society.

Selain mendengarkan makalah menarik tentang arsitektur nusantara, peserta juga akan mencicipi kuliner khas Indonesia yang disajikan KBRI Wina. Dalam penutupan symposium, disuguhkan kesenian gamelan Jawa oleh masyarakat Indonesia "Ngesti Budoyo" dan mahasiswa Department of Music Science Vienna Univesity.

Menurut Zairin Zain, salah satu scholar Indonesia yang juga terlibat dalam kepanitiaan, symposium ini menjadi forum diskusi antara pakar berbagai subyek dan negara yang memungkinkan terjadinya pertukaran ilmu interdisiplin dan internasionalisasi hasil penelitian terbaru sehingga akan memberikan pemahaman mendalam tentang kedudukan arsitektur dalam serangkaian nilai-nilai budaya Indonesia saat ini.

(sal/irw)

http://www.detiknews.com/read/2011/05/25/065126/1646307/10/arsitektur-indonesia-di-mata-dunia?n991102605
--

No comments:

Post a Comment