Tuesday, February 16, 2010

Renungan Seputar Nasib

From: Vincent Liong

Renungan Seputar Nasib

Ditulis oleh: Vincent Liong dan Anton Widjojo
Tempat, Hari dan Tanggal: Jakarta, Sabtu, 13 September 2008
e-link: http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/3999
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/24679

Daftar Isi Artikel: "Orang yang berNasib Baik" dan "Kebijaksanaan Seorang
Tuan".

Orang yang berNasib Baik

Di suatu pedesaan di sebuah pegunungan yang tentram-damai, ada seorang yang
selalu bernasib baik yang dikasihi oleh banyak orang. Meski memiliki
keterampilan yang sedikit, kelihatannya hidup santai tidak mempunyai niat
apa-apa; tetapi tetap saja selalu ada orang yang bersimpati dan mengasihinya
sehingga hidupnya tidak pernah berkekurangan teman maupun harta-benda.

Tidak jauh dari tempat tinggal orang yang bernasib baik tersebut tinggal
seorang yang lain yang setiap hari; pagi hingga petang rajin bekerja keras
membanting tulang di sawah. Setiap hari ia sering melewati rumah orang
bernasib baik tersebut; setiap pergi berjalan ke sawah untuk bekerja dan
sepulang kerja. Setiap pagi melewati rumah orang bernasib baik tersebut
tampak rumahnya masih sepi karena penghuninya belum bangun, setiap pulang
kerja melewati rumah orang bernasib baik tersebut tampak orang-orang yang
bersimpati dan mengasihi orang bernasib baik tersebut sedang berkumpul
ngobrol sambil minum teh atau kopi, beberapa kali tampak membawakan kado…
Sehingga timbul rasa iri di hati orang itu.

Mengapa orang yang memiliki keterampilan yang sedikit, hidup
bermalas-malasan; masih saja dikasihi oleh banyak orang. Sedangkan dirinya
yang telah bekerja keras membanting tulang di sawah dari pagi hingga petang
setiap hari; tetapi tidak banyak orang yang memberikan perhatian kepadanya…

Suatu hari orang itu melihat orang bernasib baik tersebut berdiri di pinggir
sungai yang terjal dan berarus deras sendirian. Terdorong oleh rasa irinya,
orang itu mendapat ide untuk mendorong orang yang bernasib baik itu agar
jatuh ke sungai dan mati tenggelam terbawa arus yang deras. Ia mendekati
orang tersebut dan mendorongnya hingga jatuh ke dalam sungai.

Tiba-tiba sebuah kelapa jatuh dari pohonnya, tepat di tempat sebelumnya
orang yang bernasib baik itu berdiri. Teman-teman dari orang yang bernasib
baik itu melihat kejadian tersebut datang mendekat, mengucapkan terimakasih
karena telah menyelamatkan nyawa orang yang bernasib baik tersebut, yang
nyaris kepalanya tertimpa buah kelapa yang besar dan keras. Setelah berhasil
keluar dari sungai orang yang bernasib baik tersebut, turut mengucapkan
terimakasih kepada orang yang mendorongnya karena telah diselamatkan
nyawanya.

Kebijaksanaan Seorang Tuan

Andaikan seorang tuan yang sangat kaya lalu pergi ke kebun raya bogor. Di
depan sana ada 1000 pengemis berderet menunggu sedekah. Lalu tuan itu
memberikan sedekah ke beberapa pengemis diantara 1000 pengemis. Biarpun tuan
itu membawa uang yang lebih dari cukup untuk memberikan uang kepada 1000
pengemis itu, pasti ia tidak akan memberikan uang itu pada setiap pengemis.
Tentu dia memiliki kebijaksanaan terhadap siapa pengemis yang akan diberi
dan yang tidak perlu diberi.

Ketika tuan itu tiba memberi uang kepada seorang pengemis yang muda,
pengemis yang muda itu berdiri dan berkata;"Mengapa tuan tidak memberikan
uang itu ke pengemis yang duduk disamping saya?" Ada tiga kemungkinan yang
tuan tsb akan lakukan:
1. Mungkin tuan tersebut tidak menghiraukan omongan anak muda ini dan
melanjutkan membagi uang.
2. Bisa saja tidak jadi memberikan uang tsb kepada yang muda tadi, tetapi
memberikannya kepada yang duduk disamping si pemuda itu.
3. Bisa saja tuan itu bertanya;"Apa hak kamu mempertanyakan kebijaksanaan
saya, coba tanya ke pengemis tua yang buta itu, apakah saya tidak adil?"
4. Bisa saja tuan itu berkata;"Mengapa kamu sendiri yang sudah saya beri
uang tidak rela membagikan uang yang sudah saya berikan kepada kamu kepada
pengemis yang duduk disamping kamu yang tidak saya beri?"

Kita sebagai ciptaan tidak akan mampu mengerti kebijaksanaan dari sang
pencipta. Tetapi yang kita tahu bahwa kalau kita diberi sesuatu yang lebih
oleh pencipta maka tugas kita membagikan kepada yang kekurangan.

Jika kita mampu mengerti dengan otak kita yang kecil ini tentang
kebijaksanaan dari sang pencipta, maka sang pencipta tidaklah lebih besar
dari otak kita yang kecil ini.

---

Kasih itu tidak membicarakan keadilan.
Kasih adalah bagian dari kebijaksanaan. Seseorang yang bijaksana tahu kapan
harus berlaku adil dan kapan harus berlaku kasih.
Keadilan yang dilakukan tanpa pertimbangan kasih, atau dengan kata lain
keadilan maksimal, akan menghasilkan kekejaman.
Kasih yang dilakukan tanpa pertimbangan keadilan, akan menghasilkan
kelembekan.

No comments:

Post a Comment