Friday, February 5, 2010

Wawancara Dengan Nafa Urbach

Wawancara Dengan Nafa Urbach


Mukanya imut sekali, kemasan luarnya lugu. Tubuhnya mengundang selera, mulai dari postur yang tegak, bongkahan pantat yang besar padat berisi, buah dada yang kencang dan tegak, serta mata yang sendu. Image ini seperti menggoda terus pria manapun untuk mencoba dia, tapi jarang ada yang berani karena mereka tahunya Nafa adalah gadis lugu dan baik-baik, mulutnya kerap mengatakan kutipan-kutipan berfilosofi.

Tapi itu dulu. Sudah kelewat banyak yang tahu misalnya, ia suka menenggak Long Island hingga bergelas-gelas dengan muka bersemu kemerahan karena isi kepalanya “loaded with heavy alcohol”. Itu belum cukup, tidak aneh jika alkohol bersaudara dekat dengan sex. Menurut satu penata rias bencong yang menjadi karib Nafa, ia sering menjadi perantara jika ada pria ingin “lebih intim” dengan Nafa.

Hair dresser dan make-up man ini menjadi comblang dengan sejumlah patokan-patokan. Yang dicari adalah tajir, muda, tampan, dan Nafa harus sreg duluan. Maklum, mungkin Nafa belum selihai Sarah Azhari yang bisa tutup mata tutup telinga menghadapi pria mana saja. Setelah mendengar kabar burung ini, team P. A. S segera melakukan penyelidikan terhadap artis “berpantat montok” Nafa U.

Banyak yang tidak percaya kenyataan ini, banyak yang masih menganggap dia adalah gadis alim yang salihah, dan ada juga yang langsung terhenyak ketika diberitahu hal ini lalu membantah dengan keras. Tapi setelah team P. A. S menunjukkan semua bukti dan saksi-saksi, Nafa tidak dapat mengelak lagi.
“Iya deh Mas, saya mau di wawancarai dengan jujur. Tapi saya mohon jangan disebarkan ke publik semua bukti dan saksi ini.”
Setelah mengadakan negosiasi dan sedikit ancaman kepada Nafa U, kami mulai menanyai tentang segala lika-liku kehidupannya.

Banyak orang menganggap tubuh Nafa selalu mengundang birahi setiap lelaki yang melihatnya.
“Ah, masa’ sich? Memang aku selalu merawat tubuhku dengan rajin. Sekarang aku juga lagi diet agar perutku lebih datar dan kenceng. Terus makan sayuran, dan minum jamu. Fitness aku 3 jam sehari.”
Nafa melakukan semua itu untuk mendapatkan bentuk tubuh yang lebih sempurna. Itulah salah satu sifat buruk Nafa U, dia tidak pernah puas akan dirinya sendiri.”Serakah”, itulah kata yang tepat untuk menggambarkannya.

Lalu kembali ke isu yang menerpanya, bagaimana Nafa menanggapi pengakuan dari hair dressernya.
“Iya Mas, dia benar kok. Gimana lagi ya Mas, sejak putus sama Primus aku ngga’ tau mau kusalurin kemana nafsu birahi aku. Jujur aja Mas, nafsu birahi aku besar sekali. Klo udah gitu aku buru-buru browsing internet, lihat pic-pic hardcore atau penis-penis cowok. Sambil gitu, aku ngocok vaginaku sendiri pake jari aku. Kalo di rumah, aku lihat VCD porno sambil ngocok vaginaku pake penis vibrator dari karet. Besar lo Mas, penis karetnya. Sakit sich waktu kumasukin ke vaginaku, tapi kalo udah masuk semua terus di kocok enak banget dech Mas.”

Primus Yustisio ketika dikonfirmasi team P. A. S tentang hubungan seksualnya semasa masih dengan Nafa Urbach, bersedia menceritakan tentang seorang Nafa Urbach sebenarnya.
“Nafa itu orangnya sombong dan egois, aku selalu nasehatin dia agar lebih mau peduli kepada orang lain. Tapi dia selalu marah-marah. Aku sich sabar menghadapi dia. Tapi karena bosan dengan sikapnya yang arogan itu, aku putus hubungan dengannya.”

Mengomentari tentang nafsu sex Nafa yang besar Primus mengakuinya.
“Ya Mas, nafsu sex Nafa sangat besar. Aku selalu kewalahan menghadapinya di ranjang. Kami sudah melakukan berbagai macam posisi sex yang mungkin dilakukan. Posisi yang disukai Nafa yaitu, aku di bawah sedangkan Nafa duduk di atas penisku. Jadi dia bisa mengontrol kedalaman dan kecepatan penisku dalam memeknya. Kalo saya sendiri suka doggy style. Saya bebas menusuk memeknya sampai paling dalam, sampai Nafa teriak-teriak kesakitan. Sambil kedua tangan saya meremas-remas kedua susunya yang menggantung bebas.”

“Buah dada Nafa memang indah Mas, ukurannya yang 34B itu pas dengan tubuhnya. Susunya putih bersih. Payudaranya kenyal sekali. Puting susunya yang berwarna merah kecoklatan itu lumayan lebar lo Mas, cuman ujungnya mungil. Dan kalo lagi ereksi, ujung puting susunya mencuat tegak agak keatas dan memeknya berwarna kemerahan dan ketika orgasme cairan birahinya sangat banyak keluar dari memeknya, rambut-rambut jembutnya sangat lebat sekali dan keriting Mas. Indah sekali. Bibirnya sexy sekali kan? Asal tau saja Mas, Nafa itu paling suka mengoral ****** saya. Bahkan ketika saya menyetir mobil, jika dia lagi nafsu, dia langsung memasukkan ****** saya kedalam mulutnya kemudian mengocok ****** saya dengan tangan dan mulutnya. Dia juga percaya kalo air peju meremajakan kulit wajahnya. Begitu kusemprot peju gue, dia langsung meminumnya sampai nggak tersisa sedikitpun.”.

“Saya putus dengan Nafa juga karena nafsu sex Nafa yang besar itu Mas. Bayangin aja Mas, dia sudah orgasme 12 kali tapi terus minta tambah. Sedangkan saya sudah keluar peju saya 5 kali, sampai habis. Mas, perhatikan pantat Nafa kan? Gue paling senang ngremas ama mukulin tuh pantat. Besar dan montok banget, kenyal lagi. Tapi Nafa nggak pernah mau anal sex, padahal gue pengin banget ngerasain jepitan liang anusnya. Meskipun pantat Nafa besar, lobang duburnya kecil sekali Mas. Pernah waktu dia tidur, saya coba masukin jari telunjuk saya ke liang anusnya yang dikelilingin rambut cukup lebat. Mungkin Nafa jarang sekali buang air besar, dan mungkin kotorannya kecil-kecil. Sulit sekali Mas, cuman masuk nggak ada setengah panjang jari telunjuk saya. Ketika dia mau bangun, saya buru-buru cabut lagi. Takutnya dia marah Mas.”

“Suatu malam di rumah saya, kami berhubungan badan. Aku bosan dia itu nggak puas-puas, padahal aku sudah capek sekali. Ketika saya minta berhenti, dia malah mengejek saya. Saya tersinggung sekali. Lalu saya mau memuaskan dia lagi asal kedua tangannya kuikat. Nafa setuju saja. Setelah kuposisikan menungging, kesempatan itu kupakai sebaik-baiknya, kubekap bongkahan pantatnya dengan tangan kiriku. Kemudian kumasukkan kedua jari tangan kananku ke dalam liang anusnya. Kukeluar-masukkan dengan cepat sampai agak membuka, lalu kuludahi liang anusnya yang sedikit menganga itu biar basah. Nafa marah sambil teriak-teriak. Kupaksa ia mengulum dulu ******ku sampai basah. Kemudian langsung kulesakkan ******ku yang besar dan panjang ini ke dalam pantatnya. Sangat sulit, tapi akhirnya penisku amblas seluruhnya di dalam pantat Nafa. Aku merasakan batang kejantananku dijepit oleh dubur Nafa sempit sekali sampai terasa sakit dan panas sekali didalam rongga dubur Nafa Urbach. Kemudian mulai kumaju-mundurkan ****** saya dalam pantat Nafa. Nikmat sekali.”

“Kusodomi pantat Nafa selama 20 menit, selama itu pula dia merasakan penderitaan kesakitan dan perih yang luar biasa pada pantatnya. Sambil kusodomi, kutampari kedua bongkahan pantatnya yang besar kenyal itu. Sampai pantatnya memerah dan lecet-lecet. Lalu dia pingsan karen tidak tahan sakitnya. Kemudian kusemprotkan seluruh pejuku ke dalam duburnya. Kudiamkan sejenak sambil memperhatikan batang ****** saya yang masih tertanam di dalam pantat Nafa. Ketika kucabut ****** saya, pejuku keluar dari lobang duburnya yang menganga lebar mengalir membasahi memeknya.”

“Karena dia tidak sadar-sadar, kusodomi lagi pantatnya untuk yang kedua kalinya. Meskipun Nafa belum sadar, tapi wajahnya memperlihatkan rasa sakit yang dideranya. Lobang duburnya yang tadinya mulai menyempit, kini melebar lagi. Kusemprot lagi pejuku ke liang pembuangan Nafa sampai akhirnya aku puas.

“Setelah sadar betul, kulepas tali yang mengikat lengannya. Kemudian dia bergegas berdiri dan buru-buru berpakaian. Nafa lalu mengatakan kalau dia tidak mau berhubungan dengan aku lagi. Lalu dia pergi dari rumahku, dengan berjalan agak sempoyongan. Nafa berjalan dengan kaki agak mengangkang, karena rasa sakit pada duburnya.”

Nafa kemudian menjelaskan tentang perawatan tubuhnya.
“Kalo payudara, aku rutin mengolesi permukaan payudaraku dengan cream perangsang. Cream itu merangsang otot-otot payudara aku agar selalu tegang, jadi payudaraku bisa tegak dan kencang. Selain itu aku juga pake alat setrum khusus payudara. Alat itu memiliki 2 kabel, yang dililitkan ke masing-masing kedua puting susuku. Kemudian alat tersebut mengalirkan listrik bertegangan rendah melalui kedua kabel tersebut, ke payudaraku. Urat –urat susuku kelihatan semua dan Otot-otot payudaraku berdenyut-denyut gitu Mas, agak sakit sich. Tapi lama-lama terbiasa. Itu aku lakukan agar payudaraku nggak kendur dan biar tetap tegak. Cream dan alat setrum itu aku beli dari dr. Boyke.”

Lalu apa rahasia pantat besar dan montok yang dimiliki oleh Nafa Urbach ?
“Mmm, Sebenarnya ini sangat pribadi ya Mas. Sebetulnya pantatku nggak sebesar ini. Aku pikir sudah banyak artis yang membesarkan payudara mereka. Seperti contohnya yang pasti Denada Tambunan, Sarah Azhari, Alda Rizma, Minati Atmanagara, dll. Jadi agar beda, saya putuskan untuk membesarkan pantat saya. Kemudian saya ikut terapi pembesaran pantat oleh dr. *****. Menu makan saya diatur, dan saya tidak boleh terlalu banyak duduk. Selama seminggu, sehari sekali dr. ***** menyuntikkan silikon cair ke dalam dua bongkah pantat saya. Lalu dr. Boyke juga menyuntikkan lemak untuk menutupi silikon itu, agar pantat saya lebih kenyal.”

Dengar-dengar Nafa Urbach juga sempat disetubuhi oleh dr. Boyke ?
“Begini lo Mas ceritanya. Saat terapi selesai, uangku cuman cukup membayar setengah biayanya. Aku nggak tahu kalau semahal itu. Lalu aku ngutang dulu ke bank. Tapi aku selalu menunda pembayarannya. Sampai 2 tahun kemudian, hutangku di bank besar sekali. Aku sempat bingung. Lalu dr. Boyke bilang kalau dia mau membayar hutangku, dengan syarat aku harus mau kalau dia ingin memakai pantatku untuk pelampiasan nafsunya. Karena kupikir kalo pantatku juga sudah pernah disodomi oleh Primus, maka kuterima tawaran dr. Boyke tersebut.”

“Di ruang kerjanya itulah dr. Boyke untuk pertama kalinya menyodomi pantatku yang montok ini, yang merupakan hasil karyanya. Agak sulit ketika pertama dimasukkan, tapi tidak sesulit waktu pertama kalinya aku disodomi oleh Primus. Lubang duburku yang sudah sempat menyempit dan rapat lagi setelah disodomi Primus kini membuka dan melebar lagi. Terasa sakit sekali, karena ternyata penis dr. Boyke lebih besar dari milik Primus. Aku menahan rasa sakitku. Tapi akhirnya aku menjerit juga karena tidak tahan, tapi dr. Boyke buru-buru menutup mulutku dengan tangannya. Untuk membayar hutangku di dr. Boyke, aku harus rela rutin ke tempat kerjanya seminggu sekali untuk menerima setoran sperma dr. Boyke ke dalam duburku.”

No comments:

Post a Comment