Sunday, January 10, 2010

(oot) Mengunjungi Penyu "Indah" Bersisik di Pramuka



From: Haryono





---------- Forwarded message ----------
From: __MTA@photography__ <made.t.artiana@gmail.com>
Date: 2010/1/5
Subject: [hardrockfm] (oot) Mengunjungi Penyu "Indah" Bersisik di Pramuka [7 Attachments]


  

Mengunjungi Penyu "Indah" Bersisik di Pramuka

ditulis oleh Made Teddy Artiana, S. Kom

(fotografer & penulis)

 

 

 
"Kamu sempat ketemu Mentri nggak ?", tanyanya ketika baru saja langkahku memasuki halaman depan penangkaran itu.
"Nggak", jawab ku singkat sambil terus melangkah.
"Saya baru saja ngelepas Penyu Nih liat saya masih basah," ujarnya setengah berteriak, berhenti lalu memamerkan celana sepertiganya yang masih tampak basah.
"Baguslah masih ada mentri yang mau mampir kesini", jawabku sambil menoleh dan tersenyum kearahnya
"Masa iya kamu gak ketemu ?", tanyanya untuk kesekian kali sambil tetap berdiri.
Mau tidak mau aku berhenti juga.
"Saya jauh-jauh kesini mau ketemu Bapak, bukan pengen ketemu Pak Mentri", ujarku sambil merangkul pundaknya, lalu setengah mendorong Si Bapak kearah bangunan berkawat itu.
"Coba kalau kamu gak telat…khan Saya punya foto sama Pak Mentri", gerutunya.
Oh itu toh… persoalannya. Aku menggeleng-geleng sambil tersenyum.
"Kamu wartawan ?"
Aku menggeleng.
"Saya fotografer"
"Orang milis ?", tanyanya sambil menunjuk kearah papan,
"tuh ada milis yang sempat datang kesini"

(wah rupanya Si Bapak tahu milis juga)
"Saya dan temen-temen punya milis juga.. saya salah satu moderator disana", jawabku,
"THE PROFEC.. pernah dengar ?"

Kini ganti ganti dia yang menggeleng.
(wah kayanya Bu Lies perlu create outbond ke Pramuka nih J)
"Yah sudah nanti saya tulis deh.. semoga milis-milis yang lain pada mengerahkan anggotanya untuk berkunjung kesini.. biar Bapak dan "anak-anak angkatnya" nggak kesepian ha..ha..ha..", gurau ku.
"Jadi fotonya gak cuma sama teman-teman di milis National Geographic Indonesia aja"

 
Pertama kali mendengar caranya bicara, pasti kita menganggap ia sedang marah-marah.
Tetapi memang seperti itulah cara ia berbicara, yang jelas ia tidak sedang marah.
Pak Salim, Sang Penjaga Penangkaran, memang lelaki yang unik dan baik.
Seunik binatang-binatang langka yang menjadi tanggung jawabnya. Berbagai penghargaan telah ia terima, di papan dalam salah satu ruang penangkaran itu bahkan terpajang foto Pak Salim sedang menerima penghargaan dari SBY (presiden). 

 
Bagi Anda yang belum tahu, Pulau Pramuka (salah satu pulau di Kepulauan Seribu) adalah tempat penangkaran Penyu Bersisik. Berkunjung ke penangkaran itu tidaklah mahal ataupun sulit.
Kapal-kapal motor di Muara Angke (dalam waktu-waktu keberangkatan sekitar jam 6-7 pagi) siap mengantar kita kesana.
Biayanya pun tidak mahal perkepala sekitar Rp. 30.000.
Hanya dalam waktu 2,5 jam (sambil menikmati pemandangan indah lautan), maka Anda akan segera tiba di Pulau Pramuka.

 
Setidaknya ada empat spesie penyu yang cukup dikenal luas.
Penyu Hijau (Chelonia Mydas), Penyu Belimbing (Dhermochelys Coriacea), Penyu Lakang (Lepidochelys Olivacea) dan Penyu Bersisik (Eretmochelys Imbricata).
Di Pulau Pramuka kita dapat menjumpai penangkaran Penyu Bersisik. Hewan yang indah berstatus : "dilindungi".
Ukuran cangkangnya bisa mencapai 70-90 cm dengan bobot berat badan hingga 75 kg.
Cukup besar dan lumayan berat tentunya.
Berparuh mirip burung elang berwarna kuning, bermata belok, dengan sisik-sisik indah berwarna kecoklatan menghiasi rumah cangkang nya. Dengan penampilan seperti itu Penyu Bersisik pantas menjadi sasaran para pemburu yang terobsesi pada mereka.
Diburu untuk diawetkan dan dijual sebagai pajangan.
Meskipun bisa bertelur hingga 90-120 biji, bahkan ada yang lebih, populasi Penyu Bersisik segera menurun tajam, sebagian besar akibat perburuan.
Betapa tidak meskipun bisa bertelur sebanyak itu Penyu Bersisik punya keterbatasan alamiah dalam perkembangannya.
Pertama, siklus bertelur yang hanya 2-8 tahun sekali.
Kedua, dari sekian banyak telur yang dihasilkan, yang menjadi tukik (anak penyu) dan berhasil hidup hanya berjumlah belasan.
Untunglah langkah-langkah konservasi segera diambil oleh pemerintah lewat Peraturan Pemerintah (PP) No 7 Tahun 1999.

 
Namun betapapun usaha itu tidak akan efektif, tanpa peran serta kita, orang-orang Indonesia ini.
Jadi urusan konservasi bukan hanya urusan Pak Salim, tetapi juga urusan Si Ketut, Ucok, Upik, Joko, Neneng dan semua orang Indonesia.

 
Tidak akan terbayangkan bagaimana jika akhirnya kita akan kehilangan Penyu Bersisik, sama seperti kita kehilangan Harimau Putih Bali.
Begitu juga dengan Burung Cendrawasih, Komodo, Harimau Jawa dan hewan-hewan luar biasa istimewa lain yang merupakan kekayaan yang dianugerahkan TUHAN pada Indonesia.
Peran serta kita bersama pasti berdampak signifikan bagi pelestarian hal-hal tersebut.
Jadi ada baiknya jika kita memperkenalkan kesadaran dan kebanggaan akan konservasi pada anak-anak kita sejak dini.
Dan pastikan mereka menjumpai hewan-hewan luar biasa itu di Indonesia, di habitat mereka masing-masing, bukan di ruang tamu sebagai pajangan, atau di museum dalam bentuk patung, foto atau film dokumenter. ***

 


--
what a wonderfull world !
what an abundance life !!
what an exciting journey !!!

Made Teddy Artiana, S. Kom

Saya di Majalah SWA sembada (agustus 5-19 2009)
http://www.swa.co.id/swamajalah/siapadia/details.php?cid=1&id=9583

[ My Photography PORTFOLIO ]
# Commercial Photography #
http://companyprofile.multiply.com
http://withbobsadino.multiply.com

# Wedding Special Photography #
Pernikahan Agung Puteri Sri Sultan Hamengku Buwono X
GRAJ Nurkamnari Dewi & Jun Prasetyo MBA
http://nurkamnaridewi.multiply.com

# Prewedding Photography #
http://theanonymouslove.multiply.com/
http://loveforallseasons.multiply.com/
http://outdoorprewedding.multiply.com
http://prewedding.multiply.com
http://prewedding1.multiply.com
http://prewedding2.multiply.com
http://prewedding3.multiply.com

# Wedding Photography #
http://candidwedding.multiply.com
http://weddingcandid.multiply.com  

 



No comments:

Post a Comment