Sunday, March 4, 2012

piye ki nis?


Pindah 'Kapal', Tina Talisa Siap
Bersaing dengan TV One
Herianto Batubara : detikHot
detikcom - Jakarta, Presenter Tina Talisa telah
memutuskan untuk pindah ke stasiun televisi
Indosiar. Lantas bagaimana dia menyikapi
persaingan yang bakal terjadi dengan TV One
yang telah membesarkan namanya itu?
Berikut petikan wawancara Detikhot bersama Tina
Talisa ketika ditemui Detikhot di Velpa
Restaurant, Gandaria City, Jakarta Selatan, Kamis
(1/12/2011).
Bagaimana rasanya kini telah resmi pindah
dari TV One ke Indosiar?
Hahaha. Rasanya deg-degan sekaligus excited.
Deg-degan karena beberapa hal, di antaranya
karena saya adalah anggota tim yang baru di
Indosiar dan saya tahu pasti ada ekspektasi dari
perusahaan terhadap kontribusi apa yang
dipercayakan ke saya. Itu dari sisi
profesionalnya.
Apa jabatan baru kamu setelah pindah ke
Indosiar? Kabarnya sudah selevel dengan
mantan bos anda di TV One, Karni Ilyas?
Saya di sana dipercaya dimintai kontribusi untuk
berperan jadi salah satu manajer di news. Intinya
sih saya ingin memperkuat newsnya. Mengurusi
presenter dan perwajahan news di layar Indosiar.
Bagaimana caranya bisa berkreasi, memberi
inspirasi dari sisi pemberitaannya. Itu sih
tantangannya.
Di Indosiar nanti apa anda akan jadi
presenter juga?
Saya jadi presenter program 'Fokus Pagi' yang
dikemas baru dan akan dibawakannya perdana
pada 5 Desember 2011 mendatang setiap Senin
sampai Sabtu setiap pukul 06.00 pagi dan
berdurasi satu jam. Lewat program itu setiap hari
kita ingin mengangkat dan menghadirkan anak-
anak Indonesia yang berprestasi. Kita inginnya
program itu bisa membawa inspirasi buat anak-
anak remaja, tapi tetap dengan kemasan yang
enak untuk ditonton dan menghibur.
Berbeda jauh dong dengan acara yang anda
bawakan selama ini yang lebih ke berita
seperti di Apa Kabar Indonesia (AKI) Malam di
TV One?
Ya itu dia. Dari sisi individu deg-degannya karena
selama ini saya berkecimpung di program yang
beritanya itu hard news. Sekarang di Indosiar
beralih membawakan acara yang lebih cair dan
ringan. Nah, saya ingin memastikan diri saya,
dengan gaya yang tidak saya tinggalkan tapi saya
bisa menyesuaikan diri. Bertanya ke anak-anak
dan remaja dengan politisi kan beda. Jangan
sampai saya masih tercampur aduk dengan hal
itu. Itu yang bikin deg-degan.
Tapi saya excited karena tantangan baru dari
program itu dan mudah-mudahan tujuan
program ini yang kreatif dan inspiratif benar-
benar kena sasarannya. Karena kalau nanti dilihat
di tayangannya, kita betul-betul ingin
menghadirkan sisi baik dari Indonesia. Selama
ini kan banyak publik yang mengkritisi media
termasuk televisi yang dianggap selalu
mengedepankan bad news is a good news. Nah
kita mau menunjukkan good news is also good
news. Itu yang ingin kita hadirkan dan kita ingin
menunjukkan bahwa inspirasi bisa datang dari
mana saja termasuk dari anak-anak dan remaja.
Apa format baru 'Fokus Pagi' di Indosiar itu
atas campur tangan anda juga?
Dari sisi persiapan, iya. Kontribusi pikiran untuk
konsep, pematangan detail program dan lain-
lain. Termasuk dengan hal teknis lainnya,
misalnya pemilihan warna sofa. Itu juga jadi hal
yang diperhatikan dan saya jadi bagian dari tim
yang mengurusi itu.
Dengan konsep acara yang berbeda, artinya
hilang kah sosok Tina Talisa yang selama ini
dikenal kritis?
Kalau dari sisi gaya siaran. Saya akan tetap jadi
Tina Talisa yang pernah disaksikan pemirsa.
Bahwa programnya berbeda, iya. kalau di TV one
saya sangat kental dengan nuansa politiknya.
Kalau disini bukan hard news, fokus pagi format
baru ini kemasannya lebih ringan tapi
substansinya ada. Intinya sih ingin
mengedepankan anak-anak Indonesia
berprestasi.
Imej anda selama ini sudah erat dengan TV
One. Yakinkah bisa melepaskannya?
Saya yakin pemirsa akan beradaptasi dengan itu.
bisa jadi perlu waktu. Tapi yang lebih penting
adalah keyakinan saya untuk bisa menyesuaikan
diri dengan program supaya nyambung. Saya
nggak punya kekhawatiran berlebih, jadi wajar-
wajar saja jika kemudian nanti ada misalnya
komentar, sudah nggak lihat lagi Tina Talisa yang
kritis sama politisi. Ya karena memang bukan
politisi juga yang dihadirkan. Narasumbernya
beragam dan kepada narasumber sesekali saya
bisa saja mengeluarkan kebiasaan saya untuk
mengkritisi. Pokoknya dijamin bukan jadi Tina
Talisa yang keibuan dan lemah lembut. Akan ada
tawa dan sesekali nyanyian juga.
Ada nyanyian? Maksudnya, apa dalam 'Fokus
Pagi' yang akan anda bawakan itu anda akan
bernyanyi seperti ketika membawakan acara
Apa Kabar Indonesia (AKI) Malam di TV One?
Hahaha. Iya, akan ada sesekali nyanyian juga.
Karena kan di tempat saya yang lama juga
sesekali nyanyi. Di tempat yang lama sekarang
kan sudah ada yang nyanyi lagi, Jadi sekarang
aku juga nyanyi di tempat yang baru. Hahaha. Itu
kan lebih ke upaya untuk membuat program yang
kreatif dan menarik itu kan. Jadi kalau saya
sesekali dianggap menghibur dengan cara itu,
kenapa nggak dilakukan. Bocorannya itu.
Anda sekarang sudah jadi bagian dari
Indosiar. Tentunya apakah sudah siap
bersaing dengan TV One yang pernah
membesarkan nama anda?
Iya. Hmm, bagaimana ya. Pada dasarnya kalau
soal kompetisi di industri apapun itu pasti ada.
Waktu saya di TV one, saya berkompetisi dengan
TV lain. Bahkan di internal sendiri pun ada
kompetisi yang sehat antar bagian dan program.
Bicara soal kompetisi, di tempat saya yang baru
ini kan bukan TV yang jenisnya sama. Jadi antara
keduanya, bukan kompetitor yang akan head to
head. Ibaratnya kalau musik, reaggae dan blues
itu kan beda. Indosiar general entertaintment
kalau TV One itu lebih ke news. Hehehe.
Bicara soal kepindahan kamu ke Indosiar,
bagaimana tanggapan dari rekan-rekan anda
para politisi itu?
Bagaimana ya, nggak enak juga jawabnya.
Hahaha. Politisi-politisi yang akrab dengan saya,
karena keakraban juga bertanya lebih ke kalimat-
kalimat yang nanya kayak, Tin, kemana nih udah
lama nggak siaran? Awal-awal saya ngak
sampaikan kalau saya sudah pamit dari TV one.
Akhirnya beberapa minggu ini saya jawab kalau
sudah nggak di sana. Mereka bilang, oh pantesan
nggak pernah kelihatan.
Rata-rata banyak yang menyayangkan. Bilangnya,
Aku sudah identik dengan Apa Kabar Indonesia
(AKI)Malam dan TV one. Malah ada yang bilang
aku icon. Tapi saya tidak pernah menyatakan diri
saya icon di TV One dan di AKI Malam. Kalau itu
datang dari orang lain, saya syukuri sebagai
apresiasi terhadap kerja saya. TV one punya
presenter yang banyak dan jauh lebih baik dari
saya untuk berkembang.
Soal kepindahan anda, bagaimana tanggapan
dari rekan-rekan dan atasan di TV One?
Rata-rata kaget dan bertanya kenapa? bukannya
sudah enak? Dan lain-lain. Kalau dari pimpinan,
pak Karni Ilyas, pertama kali saya datang
menghadap, beliau memberikan kesempatan ke
saya untuk mempertimbangkan karena beliau
memang sangat concern dengan karier saya.
Kurang lebih dia bertanya, apakah saya yakin ke
Indosiar? Dua hari kemudian saya baru ke pak
karni dan mengatakan iya. Memang sejak
pertama kali saya sudah memantapkan hati.
Jadi anda keluar baik-baik dari TV One ya?
Saya pamit baik-baik. Saya bilang saya bangga
pernah jadi bagian dari tim dan minta maaf kalau
ada kekurangan atas kerja saya secara
professional dan personal. Bahkan dengan pak
Ardi ngobrol di antaranya soal kapan rencana
punya anak. Karena kan Nia sudah hamil. Malah
ngobrol santai. Dengan pak Karni Ilyas juga,
beliau menyampaikan kalau aku mau tetap di TV
One silahkan, posisi aku aman. Kalau mau pergi
juga silahkan. Pada kesempatan itu, saya juga
meminta maaf dan terima kasih. Saya datang
baik-baik dan pergi baik-baik. Nggak ada itu
keributan. Nggak ada sama sekali. pak Nirwan
dan pak Aburizal Bakrie menyampaikan, dia
sedih banget ditinggal ikon TV One.
Tetaplah kita akan silaturahmi. Walau saya
pindah, itu juga tidak mengurangi ketertarikan
saya pada dunia politik. Saya justru ingin
menjaga hubungan baik dengan beliau- beliau
meskipun intensitasnya nggak sep
---
Sent by WhatsApp

Sent from Samsung Mobile

No comments:

Post a Comment