Thursday, March 29, 2012

Syahrini dan Cobaan Itu


From: dewanto

Syahrini dan Cobaan Itu 3

yoi banget +4langit bara lazuardi 

Kamis, 26 Mei '11 13:21

"Ya ini kan suatu ujian, cobaan dari Allah, didoakan saja ya makanya. Makasih...," kata Syahrini, usai tampil di acara ''Dahsyat'', di Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (18/05).

Begitulah Syahrini menanggapi kasus foto pribadinya yang tersebar. Selain menyesalkan pihak yang menyebarkan koleksi pribadinya itu, dan membawa kasus tersebut ke polisi, mantan ''kekasih panggung'' Anang itu hanya mengelus dada, pasrah. Dia yakin ada ''invisible hand'' yang mengatur semua itu, sebagai ujian, sebagai godaan. Dan karena dia yakin ''kebocoran'' itu bukan sebuah ''kecelakaan'' pribadi, ungkapan syahrini bukan sesal, bukan maaf, tapi marah, dan prasangka. Dia, seperti juga yang acap dikatakan adiknya, Aisyahrani, percaya ada pihak-pihak di luar sana yang ingin menjatuhkan kariernya. Mereka percaya pada ''teori konspirasi'', dan menjadikan hal itu sebagai ''cara kelit'' termudah untuk melepas fokus masalah.

Namun, persoalan Syahrini bukan pada tersebarnya foto pribadi itu, melainkan logika yang dia gunakan untuk ''membela'' diri. Logika yang salah, yang sudah jadi ''teknik'' paling umum dikalangan selebritis: soal ujian, cobaan, dan ''kerja'' Tuhan ketika mendapat masalah.

Yoyo, Drumer Padi, saat rumah tangganya dengan Rossa bermasalah karena kehadiran orang ketiga, pun menganggap hal itu sebagai sebuah cobaan. ''Keluarga saya memang tengah mendapat cobaan, terutama saya. Ini cobaan yang berat. Tapi, bagaimanapun kami coba untuk melewati ini, terutama saya, lebih introspeksi diri,'' ucapnya dalam ''Insert''.

''Itu cobaan apa godaan ya?'' tanya Ersa Mayori, presenter ''Insert'' kepada rekannya, Uli Herdinansyah, yang cuma mengerdikkan bahu. ''Ya pasti dapat cobaan kalau dia berani coba-coba,'' tambah Ersa, menyindir.

Revaldo juga menganggap kasusnya sebagai cobaan. Ratu Fellisa yang memukul Andika dan berurusan dengan polisi juga menganggap kasus itu sebagai cobaan dalam hidupnya. Perceraian Ulfa, Gusti Randa, dan Titi DJ, di mata mereka juga cobaan. Bahkan, anak Mulyana W Kusuma pun menganggap apa yang terjadi dengan ayahnya sebagai cobaan untuk keluarganya.

Apakah mereka semua tengah dicoba? lalu, siapa yang mencoba?

Makna Cobaan

Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan kata cobaan sebagai sesuatu yang dipakai untuk menguji (ketabahan, iman, dlsb) dengan contoh kalimat ''Tabahlah apabila menerima cobaan dari Tuhan''. Maksud kamus itu jelas, cobaan adalah ''sesuatu'' yang datang dari luar diri kita, dan merupakan urusan yang memberi hidup, Tuhan. Cobaan dengan demikian adalah sesuatu yang pasti terjadi dan tidak dapat dielakkan. Pengertian di atas seakan mengacu pada al-Quran surat al-Baqarah (2:155-156), ''Sesunggunhnya akan Kami (Allah SWT) berikan cobaan kepada kalian semua dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (yakni) Orang-orang yang ketika tertimpa oleh musibah maka akan berkata: ''Sesungguhnya semua milik Allah dan akan kembali kepada-Nya''. Dari situ dapat kita lihat bahwa kata ''cobaan'' di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia telah diberi arti teologis.

Pemberian arti teologis semacam itu menjadikan ''cobaan'' diterima sebagai sebuah keharusan, ujian untuk meraih peringkat keimanan yang lebih tinggi. Dan ini diperkuat lagi dengan al-Quran (2:214) ''Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu.''

Nah, makna teologis semacam itulah yang selama ini hidup di benak kita. Uniknya, makna teologis itu justru acap dipakai untuk menjelaskan sesuatu yang sebenarnya bermuatan non-teologis. Kata cobaan digunakan secara ''politis'' untuk membebaskan manusia dari tanggungjawab atas ulahnya, dan hanya menjadikan Tuhan sebagai primacausa, sebab utama. Ingat kasus Yahya Zaini-Maria Eva? Keduanya pun memakai kata ''cobaan'' untuk masalah mereka.

Saya kira, cobaan adalah hanya ''sesuatu'' yang datang dari luar diri kita, dan di luar kemampuan kita untuk menghindarinya. Atau sesuatu yang tidak juga kita peroleh ketika seluruh usaha dan doa telah kita upayakan untuk meraihnya. Gempa, tsunami, kekeringan, atau kematian, dan ketiadaan keturunan, adalah sedikit contoh dari cobaan tersebut. Dengan demikian, cobaan selalu bermakna teologis. Sementara jika kita merokok dan tangan tersulut api, atau memotong roti dan jari teriris pisau, ini bukan ''cobaan''. Lebih mudahnya, cobaan adalah sesuatu yang tidak tersangkut dengan hubungan kausalitas, sebab-akibat. Sedangkan sesuatu yang pasti bisa dilihat dalam kaitan sebab-akibat bukan termasuk dalam kategori cobaan. Mungkin dapat disebut sebagai masalah, problem, godaan, atau kata lainnya. Dari situlah bisa kita lihat, cobaan yang dimaksud Syahrini bukanlah cobaan.

Jadi, kalimat Syahrini, "Ya ini kan suatu ujian, cobaan dari Allah, didoakan saja ya makanya." adalah ucapan yang salah berdasarkan hadirnya kausalitas dari masalah yang dia hadapi. Demikian juga ucapan Yoyo sebagaimana yang tercantum di atas. Intinya, tersebarnya foto Sharini, bukanlah cobaan karena selain ada hubungan sebab-akibat, Tuhan juga bukan prima-causa dalam masalah mereka. Karena dia pernah berfoto, karena dia simpan file foto itu, dan karena Blackberry-nya hilang di Malaysia-lah, maka ''koleksi'' itu tersebar. Ada kecerobohan, coba-coba, keisengan, dan keteledoran pribadi dalam kasus itu. Jadi, mengiyakan apa yang mereka hadapi sebagai cobaan, seperti yang diakukan Shahrini berarti melepaskan diri mereka sebagai penanggungjawab utama. Seakan-akan, tersebarnya foto pribadi itu adalah sesuatu yang tidak terelakkan, sesuatu yang harus mereka terima, sesuatu yang menjadi bagian dari garis nasib mereka.

Barangkali, karena itu juga, Ustad Yusuf Mansyur mengatakan persebaran foto pribadi itu adalah karma Syahrini yang terlalu berani mencoba berfoto seperti itu. ''Akibatnya ya dia tanggung sendiri kalau ada orang lain yang membocorkan. Saya kira itu sudah hukum karma dia," tegasnya di Masjid Agung At Tin, Taman Mini, Jakarta Timur, Senin (16/5).

Kesalahan logika bahasa itu pun terjadi pada VJ Daniel. Lihat pembelaan dirinya, ketika disangkakan meremas payudara Syahrini. "Saya berani berjanji kalau foto itu tidak seperti apa yang diberitakan. Tangan saya besar banget, body Syahrini kecil banget, kalau difoto ada bagian tangan saya menutupi bagian depan Syahrini. Saya berani berjanji tangan saya tidak menyentuh bagian dada Syahrini."

Perhatikan kata, ''Saya berani berjanji...'' Apakah tepat, pengakuan itu diikat dengan kata ''janji''? Bukankah kata yang tepat adalah ''Saya berani bersumpah..." Dengan berjanji, maka Daniel hanya mengindikasikan tidak akan mengulangi lagi pose-pose unik itu, tapi ''janji itu'' bukan untuk peristiwa masa lalu. Jadi, Daniel sebenarnya tak menegaskan apa pun dalam ''Saya berjanji'' itu :)).

Memang beginilah sengkarut berbahasa dan logika sebagian artis kita. Yang dengan cepat ''melibatkan Tuhan'' ketika ada masalah, bukan menyalahkan diri pribadi. Saya rindu dengan artis yang berani berkata, ''Foto itu tersebar karena kelalaian saya, karena percaya bahwa saya dapat selalu menyimpan rahasia. Tidak ada pihak lain yang dapat disalahkan kecuali saya sendiri. Saya iseng berpose seperti itu, dan kini saya harus menanggungkan keisengan itu. Maaf, saya memang khilaf...''

Sayang, Syahrini, --seperti juga aktris, politikus, dan para pejabat-- sering memaknai akibat dari ulah diri sendiri sebagai cobaan. Dan karena itulah, masalah narkoba, kekerasan, foto porno, dan korupsi serta kejahatan birokrasi tidak pernah dapat diselesaikan di negeri. Karena ketika problem itu ''cuma'' didefenisikan sebagai cobaan, mereka pun yakin, hal itu harus terjadi dan hanya kuasa Tuhan yang dapat menghentikannya. Sayang sekali....

sumber: http://curipandang.com/baca/2011/05/26/syahrini-dan-cobaan-itu.html 

--

No comments:

Post a Comment