From: hernowo hasim
Pesona Film Harry Potter: Kisah tentang Seserpih Jiwa yang Memercik
Oleh Hernowo
"Memberitahu apa?" tanya Snape penuh keheranan.
Dumbledore menarik napas dalam-dalam dan memejamkan matanya.
"Memberitahu kepada Harry bahwa pada malam Lord Voldemort mencoba membunuhnya, ketika Lily memasang nyawanya di antara mereka sebagai tameng, Kutukan Maut memantul kepada Lord Voldemort, dan seserpih jiwa Voldemort tercabik dari keseluruhannya, dan menempelkan diri pada satu-satunya jiwa yang masih hidup dalam bangunan yang runtuh itu. Sebagian diri dari Lord Voldemort hidup di dalam diri Harry, dan itulah yang memberinya kemampuan berbicara dengan ular, dan koneksi ke pikiran Lord Voldemort yang tak pernah dipahaminya. Dan sementara serpihan jiwa itu, yang kehilangannya tak bisa dirasakan oleh Lord Voldemort, tetap menempel, dan dilindungi oleh Harry, Lord Voldemort tak bisa mati."
—J.K. Rowling, Harry Potter and the Deathly Hallows, h. 903-904
Saya terpaksa—he he he, terpaksa nih—menonton film terakhir Harry Potter di rumah bersama anak-anak saya. Anak-anak saya tak sabar menunggu kepastian diputarnya film itu di bioskop. Saya sendiri juga menjadi tidak sabar. Akhirnya, salah seorang anak saya memperoleh DVD-nya yang (tentu saja DVD yang, maaf, tidak asli). Untungnya—eh, masih untungnya—memiiki gambar yang lumayan bagus (hiks).
Seperti pernah saya tulis di buku Aku Ingin Bunuh Harry Potter (Extended Version), Stephen King—raja novel "thriller"—berkomentar panjang setelah buku jilid terakhir Harry Potter beredar di pasaran sekitar pertengahan 2007. Menurut King, Rowling telah menyulap karyanya ini menjadi karya untuk orang dewasa.
Harry Potter memang sebuah novel yang tumbuh. Mau tak mau, Rowling harus menyesuaikan cerita dan bahasanya sesuai dengan pertumbuhan para tokohnya—terutama tiga jagoan itu (Harry, Ron, dan Hermione). Selain memuji Rowling, King mengakui bahwa materi dalam Harry Potter 7 menjadi lebih dewasa.
"Rowling jelas telah menulis dengan pembaca dewasa yang sudah melekat di benaknya sejak pertengahan serial Harry Potter," tulis King. Raja novel "thriller" itu pun membandingkan serial Harry Potter dengan Huckleberry Finn dan Alice in Wonderland yang juga mecapai sukses dan menjadi karya klasik sebagiannya karena menarik bagi pembaca dewasa serta anak-anak.
Entah kapan Anda akan bisa menonton film Harry Potter 7bagian kedua itu. Menurut saya, yang layak ditunggu dari film itu bukanlah perang habis-habisan antara kubu Harry dan kubu Voldemort. Setelah merenungkan film itu, saya sangat terkesan dengan adegan yang menjadi inti keseluruhan kisah Harry Potter. Apa inti keseluruhan kisah itu?
Ternyata, sebagian jiwa Voldemort memercik dan menempel pada diri Harry ketika Harry masih bayi. Secara dahsyat, rahasia percikan jiwa itu dibuka secara perlahan dan bertahap oleh Rowling. Menariknya lagi, Rowling membuka gamblang rahasia itu di halaman hampir akhir di jilid ketujuh. Dan, bahkan, bukan itu saja. Rahasia itu dibuka lewat pikiran Snape yang di-pensieve-kan. Serta, tokoh lain yang bijak, Dumbledore, ikut menuntaskan semua itu. Ini benar-benar dahsyat bin dahsyat!
Saya merinding melihat adegan dibukanya rahasia itu di film Harry Potter 7 bagian 2. Saya jelas sudah tahu hal itu ketika dulu membaca bukunya. Namun, cara David Yates—sangsutradara hebat itu—menaruh adegan itu dan meramunya dengan ketegangan yang meliputi diri Harry serta suasana mencekam lain, membuat adegan tersebut sungguh menyentuh dan sangat mempesona! Saya tak mungkin melupakannya.[]
--
No comments:
Post a Comment