From: <ertsanto@yahoo.com>
Renungan jumat; Telor & Tempe gosong
Cerita yg sangat luar biasa..
Dua puluh tahun telah berlalu, namun masih terbayang jelas kenangan
indah berikut;
Suatu malam, ibu yang bangun sejak pagi, bekerja keras sepanjang hari, membereskan rumah tanpa pembantu, jam tujuh malam ibu selesai menghidangkan makan malam bapak yang sangat sederhana berupa telur mata sapi, tempe goreng, sambal teri dan nasi.
Sayangnya karena. mengurusi adik yang merengek, tempe dan telor gorengnya sedikit gosong !, saya melihat ibu sedikit panik, tapi tidak ϐίsα berbuat banyak, minyak gorengnya sudah habis.
Kami menunggu dengan tegang apa reaksi bapak yang pulang kerja, pasti
sudah capek melihat makan malamnya hanya tempe dan telur gosong.
Luar biasa ! Bapak dengan tenang menikmati dan memakan semua yang
disiapkan ibu dengan tersenyum, dan bahkan berkata; " ibu terima kasih!", dan bapak terus menanyakan kegiatan saya dan adik di sekolah.
Selesai makan, masih di meja makan, saya mendengar ibu meminta maaf
karena telor dan tempe yang gosong itu, dan satu hal yang tidak pernah
saya lupakan adalah apa yg bapak katakan:
"Sayang, aku suka telor dan tempe yang gosong."
Sebelum tidur, saya pergi untuk memberikan ciuman selamat tidur kepada bapak, saya bertanya apakah bapak benar2 menyukai telur & tempe gosong ?".
Bapak memeluk saya erat dgn kedua lengannya yg kekar & berkata
"Anakku, ibu sudah bekerja keras sepanjang hari & dia benar2
sudah capek, Jadi sepotong telor & tempe yg gosong tidak akan
menyakiti siapa pun kok!"
Ini pelajaran yg saya praktekkan di tahun-tahun berikutnya; "BELAJAR MENERIMA KESALAHAN ORANG LAIN, dan memilih untuk merayakannya !", adalah satu kunci yang sangat penting untuk menciptakan sebuah hubungan ¥ªής sehat, bertumbuh dan abadi
({}):)
Semoga cerita diatas akan menambah wawasan kita, bahwa kesalahan bukanlah dijadikan sasaran tembak menyakitkan orang yang kita sayangi,
tetapi justru menjadi pintu masuk menyatakan sikap sayang dan pintu maaf.
Walahualam
No comments:
Post a Comment